Adopsi Hutan. Adakah kalian mengerti apa itu adopsi hutan?
Daftar Isi
Adopsi Hutan
Mengakui atau tidak, kerusakan hutan di Indonesia semakin hari semakin parah. Jelas ini memberikan dampak yang begitu besar, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga bagi dunia.
Beberapa tahun kebelakang ini udara terasa begitu panas. Iya nggak, gaess? Nggak cuma itu saja, tapi kemarau terasa semakin panjang, krisis air bersih terjadi dimana-mana, petani gagal panen karena cuaca tidak lagi dapat diprediksi. Adakah hubungannya dengan kerusakan hutan? Jawabnya, tentu saja!
Melihat kondisi inilah, ada upaya untuk mencoba memperbaiki kerusakan alam semesta khususnya hutan dengan cara adopsi hutan. Adopsi hutan ialah sebuah gerakan gotong royong menjaga hutan yang masih ada, mulai dari pohon tegaknya, hewannya, flora eksotisnya, serta keanekaragaman hayati lain didalamnya.
Dengan adanya adopsi hutan ini membuka kesempatan bagi siapapun dan dimana pun untuk turut serta menjaga hutan. Terhubung langsung dengan dengan ekosistem hutan maupun para penjaganya.
Hari Hutan Indonesia
Fyi, Agustus ini adalah bulan spesial dimana di tanggal 7 diresmikan sebagai Hari Hutan Indonesia yang pertama kali. Ini adalah hasil proses panjang dari banyaknya orang dan organisasi yang berkolaborasi menggagas hari hutan agar hutan kita tetap terjaga.
Dimulai sejak tahun 2017, mulai adanya kampanye lewat petisi di change.org yang telah ditandatangani lebih dari 1,5 juta orang. Kemudian hasilnya diserahkan kepada menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
Hasilnya, pada tanggal 7 Agustus 2019 presiden Joko Widodo mengesahkan Inpres No. 5 Tahun 2019 tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut. Ketentuan ini sah dan berlaku permanen.
Keputusan dan komitmen tersebut harus kita kawal agar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan instruksi presiden. Dan penetapan hari hutan ini juga bertujuan agar ada hari khusus dimana kita bisa merayakan dan mensyukuri nikmat dari hutan yang kita miliki. Selain itu juga sebagai momen refleksi bagaimana seharusnya kita merawat hutan.
Hutan Kita, Kini…
Banyaknya hutan yang beralih fungsi
Seperti yang saya singgung di awal tadi, kondisi bumi kita saat ini dalam keadaan yang memperihatinkan. Pemanasan global, krisis air, kemarau panjang sampai dengan karhutla yang berdampak langsung pada kehidupan manusia dan hutan itu sendiri.
Setiap kemarau tiba, ada saja kabar menyedihkan dari kawan-kawan di Sumatera dan Kalimantan. Selain merusak ekosistem hutan, kabut asap pekat yang mengakibatkan banyak yang terserang penyakit saluran pernapasan.
Yang paling menyedihkan dan menyeramkan adalah makin berkurangnya luas hutan Indonesia. Berapa banyak hutan yang beralih fungsi. Yang jadi lahan perumahan ataupun jadi lahan sawit. Dan satu lagi, ilegal logging juga masih jadi ancaman besar.
Dampak dari pengelolaan hutan yang kurang optimal
1. Pemanasan global
Ini kisah dari tanah lahir saya di Cilacap. Daerah yang berada di pesisir selatan Jawa Tengah ini memang panas. Namun, kian hari panasnya makin terasa. Banyaknya industri ditambah lagi munculnya PLTU yang menyebabkan polusi udara semakin meningkat. Rasanya? Bikin megap-megap sodara!
Lalu apa kabar hutannya?
Di desa saya terdapat kawasan hutan yang dikelola Perhutani bekerjasama dengan masyarakat dan ada hutan lindung. Sekitar tahun 2000an hutan ini gundul karena banyaknya pencurian kayu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Kemudian, upaya yang dilakukan adalah membentuk LMDH dengan membagi kawasan hutan selain hutan lindung, dibuat per kapling yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan. Dan ditanami pohon akasia beberapa waktu lalu sudah dilakukan penebangan.
Pemandangan kekeringan, tanaman padi gagal panen menjadi pemandangan rutin tiap tahun. Petani pasti merugi. Karena sumber air tidak ada lagi.
2. Krisis Air
Saat kemarau seperti ini, masyarakat semakin kesulitan mendapatkan air. Sumur banyak yang kering sehingga banyak masyarakat yang antri di sumur-sumur warga lain yang tidak kering.
Banyak juga masyarakat yang mencoba membuat sumur bor yang jangkauannya lebih dalam dari sumur biasa. Jika beruntung, dapat mata air. Namun tetap saja ada yang tidak keluar air. Menyedihkan bukan?
3. Kepunahan aneka flora dan fauna
Banyak sekali keanekaragaman hayati yang telah punah dan terancam punah. Hal ini diakibatkan karena rusaknya hutan sebagai habitat mereka.
Sedih nggak sih kita kehilangan kekayaan alam yang tak ternilai harganya? Nggak cuma hewan saja, tapi berapa jenis tumbuhan langka yang telah punah dari hutan Indonesia.
Kita bertanggung jawab melestarikan hutan kita
Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap? Pastinya harus terlibat. Entah secara langsung atau tidak, kita berkewajiban untuk melestarikan hutan kita.
Semua pasti sepakat, bahwa kita merindukan alam yang indah. Udara sejuk segar dan kita bebas bernafas tanpa polusi. Air bersih melimpah, dan bebas banjir. Keanekaragaman flora dan faunanya terjaga.
Nah, mumpung masih di bulan selebrasi Hari Hutan Indonesia nih. Yuks kita gorong menjaga hutan kita lestari. Nggak harus turun langsung ke hutan, kita bisa share informasi tentang pentingnya menjaga hutan pada orang lain, ikut event menanam pohon, atau juga bisa menyisihkan uang untuk disumbangkan. Ada pengumpulan dana juga di kitabisa.com yang akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan konservasi hutan.
Sejatinya, jika kita menyelamatkan hutan, sesungguhnya kita juga sedang menyelamatkan keberlangsungan kehidupan.
Salam Lestari! ❤️
Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog hari hutan Indonesia.
–
–
Sumber Bacaan
- https://harihutan.id/
- https://mongabay.co.id/
- https://hutanitu.id/
Tanpa hutan manusia tidak bisa apa-apa. Karena hutan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Terutama air, jika hutan gundul ya sudah siap-siap kekkringan, terjadi karhutla. Kita memang harus bergotong royong dan peduli dalam menjaga hutan.
Dilema memang soal hutan ini ya…
Keserakahan manusia untuk memanfaatkan hasil hutan dalam jumlah banyak dan waktu yang cepat menyebabkan kerusakan di mana-mana. Padahal kalau dimanfaatkan secukupnya, hutan tidak akan rusak
Sebenarnya hutan kalau diberikan HPH-nya kepada perusahaan yang bertanggung jawab, mestinya tidak akan terjadi krisis hutan seperti sekarang. Hutan adat biasanya dilundungi oleh aturan-aturan yang biasanya akan ditataati oleh anggota adat yang terlihat dari kearifan lokal. Tapi keserakahan dan mementingkan diri sendiri berdiri sendiri, berdiri di luar konteks HPH yang bertanggung jawab dan kearifan lokal 🙂
Pentingnya kesadaran dari pribadi masing²…
Kita semua bisa bahu membahu dan berkontribusi akan hutan yg senantiasa lestari ya.
Kece banget nih programnya.
Bisa diikuti semua khalayak
Program yang bagus untuk lingkungan secara general nih…Gak cuma untuk keberlangsungan pohon aja, tapi ada keseimbangan ekosistem lain yaitu satwa-satwa di hutan
Benar sekali mbak. Menyebar informasi positif tentang pentingnya kelestarian hutan, ikut menanam pohon adalah salah satu usaha kita menjaga hutan tetap lestari meski tidak harus turun langsung ke hutan.
Setuju saya… di bulan selebrasi Hari Hutan Indonesia ini kita bisa ikut menjaga hutan kita lestari. Enggak harus turun langsung ke hutan, tadpi berbagi informasi tentang pentingnya menjaga hutan pada orang lain, ikut event menanam pohon, atau juga bisa menyisihkan uang untuk disumbangkan demi kelestarian hutan di masa depan
Kerusakan hutan memang pengaruh banget pada keanekaragaman hayati ya Mak. Semoga dengan adanya kesadaran dari sejumlah pihak, bisa teratasi.
Menarik banget dengan program adopsi hutan ini, ya. Jadi, kita pun lebih peduli lagi dengan hutan. Nggak usah muluk-muluk, tidak menebang, merusak tanaman di hutan atau memburu fauna udah bentuk adopsi yang terbaik ya, mak.
Kalau kata Rangga di AADC 1 aja kalau bosen larinya ke hutan, nah makanya ini mengapa kita harus tetap menjaga hutan kita. Selain bisa dinikmati juga bisa membantu hijaukan bumi.
Program adopsi hutan ini adalah langkah nyata kita semua dalam mendukung kelestarian hutan yaa mbak. Yuk bergerak bersama!
Iya bener, aku juga ngerasa udara makin panas dan musim kemarau makin panjang.
Bagus nih programnya. Baik utk keberlangsungan satwa juga. Utk bumiyg lebih baik.
efek dari manusia-manusia tidak bertanggung jawab atas kerusakan hutan ini bikin semuanya merasakan akibatnya. semoga program seperti ini bisa berjalan terus ya
Bagus banget programnya mbk. Mau nggak mau dengan kondisi seperti ini kita harus peduli sama hutan. Mulai dari diri sendiri, misalnya dengan rajin menanan pohon di lingkungan kita
We must do something to help take care or save our forest. As like adoption action. If we are do it together sure ia usefull and strong
Sedih ya melihat masalah bumi kita sekarang, mulai dari pemanasan global, krisis air, dll… Semua berawal dari kurang optimalnya pengelolaan hutan…
Selamat Hari Hutan.
Semoga dengan adanya hari hutan dan tulisan sahabat-sahabat blogger yang mengedukasi bisa mengedukasi masyarakat dalam melestarikan alam dengan baik.
Saat ini hutan dikit ya mak. apalagi di kalimantan itu huhuhu hutannya dikit dah padahal dulunya banyak hutan temoat indonesia bisa bernapas huhuhu. Selamat hari hutan, mari menjaganya
Baru ngeh nih kalau awal Agustus ada hari hutan di tgl 7, saking di rumah aja ga update berita. Hehe. Semoga Perpresnya dilaksanakan dan nggak ada aturan teknis yang bertentangan ya Mak biar hutan kita tetap lestari 🙂
Hutan memang sumbr kehidupan ya.. Aku pengen ngajak anak2 ku jalan2 di hutan..semoga hutannya lestari.. Jadi masih bisa kita nikmati puluhan bahkan ratusan tahun ke depan..
waa ada hari hutan, baru tahu, semoga tetap lestari ditengah laju pertumbuhan penduduk yang semakin banyak, sekarang hutan makin sedikit kerasa banget cuaca yang biasanya ada musim hujan dan musim panas jelas, sekarang berubah
Paling seneng bawa anak2ku untuk jalan2 ke hutan agar mereka mulai mengenal alam Indonesia dan kekayaannya juga biar tumbuh kesadaran akan lingkungan
Kita memang harus menyelamatkan hutan rimba kita dengan bergotong royong. Kalau nangani sedikit kelompok ga akan sukses.
Bersama kita pasti bisa ya Mba, semoga hutan di Indonesia terselamatkan aamiin
dan orang-orang makin sadar dan melek bahwa hutan ini harus kita pertadahankan ke depannya
saya skarang skeptis dengan penanganan hutan ini sejak terbitnya UU Cipta Kerja kui, 🙁