Lompat ke konten
Home » Adopsi Hutan Untuk Kelestarian Hutan Indonesia

Adopsi Hutan Untuk Kelestarian Hutan Indonesia

Pixabay

Adopsi Hutan. Adakah kalian mengerti apa itu adopsi hutan?

Adopsi Hutan

Mengakui atau tidak, kerusakan hutan di Indonesia semakin hari semakin parah. Jelas ini memberikan dampak yang begitu besar, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga bagi dunia.

Beberapa tahun kebelakang ini udara terasa begitu panas. Iya nggak, gaess? Nggak cuma itu saja, tapi kemarau terasa semakin panjang, krisis air bersih terjadi dimana-mana, petani gagal panen karena cuaca tidak lagi dapat diprediksi. Adakah hubungannya dengan kerusakan hutan? Jawabnya, tentu saja!

Melihat kondisi inilah, ada upaya untuk mencoba memperbaiki kerusakan alam semesta khususnya hutan dengan cara adopsi hutan. Adopsi hutan ialah sebuah gerakan gotong royong menjaga hutan yang masih ada, mulai dari pohon tegaknya, hewannya, flora eksotisnya, serta keanekaragaman hayati lain didalamnya.

Dengan adanya adopsi hutan ini membuka kesempatan bagi siapapun dan dimana pun untuk turut serta menjaga hutan. Terhubung langsung dengan dengan ekosistem hutan maupun para penjaganya.

Hari Hutan Indonesia

Fyi, Agustus ini adalah bulan spesial dimana di tanggal 7 diresmikan sebagai Hari Hutan Indonesia yang pertama kali. Ini adalah hasil proses panjang dari banyaknya orang dan organisasi yang berkolaborasi menggagas hari hutan agar hutan kita tetap terjaga.

Dimulai sejak tahun 2017, mulai adanya kampanye lewat petisi di change.org yang telah ditandatangani lebih dari 1,5 juta orang. Kemudian hasilnya diserahkan kepada menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.

Hasilnya, pada tanggal 7 Agustus 2019 presiden Joko Widodo mengesahkan Inpres No. 5 Tahun 2019 tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut. Ketentuan ini sah dan berlaku permanen.

Keputusan dan komitmen tersebut harus kita kawal agar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan instruksi presiden. Dan penetapan hari hutan ini juga bertujuan agar ada hari khusus dimana kita bisa merayakan dan mensyukuri nikmat dari hutan yang kita miliki. Selain itu juga sebagai momen refleksi bagaimana seharusnya kita merawat hutan.

Hutan Kita, Kini…

Banyaknya hutan yang beralih fungsi

Seperti yang saya singgung di awal tadi, kondisi bumi kita saat ini dalam keadaan yang memperihatinkan. Pemanasan global, krisis air, kemarau panjang sampai dengan karhutla yang berdampak langsung pada kehidupan manusia dan hutan itu sendiri.

Setiap kemarau tiba, ada saja kabar menyedihkan dari kawan-kawan di Sumatera dan Kalimantan. Selain merusak ekosistem hutan, kabut asap pekat yang mengakibatkan banyak yang terserang penyakit saluran pernapasan.

Yang paling menyedihkan dan menyeramkan adalah makin berkurangnya luas hutan Indonesia. Berapa banyak hutan yang beralih fungsi. Yang jadi lahan perumahan ataupun jadi lahan sawit. Dan satu lagi, ilegal logging juga masih jadi ancaman besar.

Dampak dari pengelolaan hutan yang kurang optimal

1. Pemanasan global

Ini kisah dari tanah lahir saya di Cilacap. Daerah yang berada di pesisir selatan Jawa Tengah ini memang panas. Namun, kian hari panasnya makin terasa. Banyaknya industri ditambah lagi munculnya PLTU yang menyebabkan polusi udara semakin meningkat. Rasanya? Bikin megap-megap sodara!

Lalu apa kabar hutannya?

Di desa saya terdapat kawasan hutan yang dikelola Perhutani bekerjasama dengan masyarakat dan ada hutan lindung. Sekitar tahun 2000an hutan ini gundul karena banyaknya pencurian kayu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kemudian, upaya yang dilakukan adalah membentuk LMDH dengan membagi kawasan hutan selain hutan lindung, dibuat per kapling yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan. Dan ditanami pohon akasia beberapa waktu lalu sudah dilakukan penebangan.

Pemandangan kekeringan, tanaman padi gagal panen menjadi pemandangan rutin tiap tahun. Petani pasti merugi. Karena sumber air tidak ada lagi.

2. Krisis Air

Saat kemarau seperti ini, masyarakat semakin kesulitan mendapatkan air. Sumur banyak yang kering sehingga banyak masyarakat yang antri di sumur-sumur warga lain yang tidak kering.

Banyak juga masyarakat yang mencoba membuat sumur bor yang jangkauannya lebih dalam dari sumur biasa. Jika beruntung, dapat mata air. Namun tetap saja ada yang tidak keluar air. Menyedihkan bukan?

3. Kepunahan aneka flora dan fauna

Banyak sekali keanekaragaman hayati yang telah punah dan terancam punah. Hal ini diakibatkan karena rusaknya hutan sebagai habitat mereka.

Foto pixabay

Sedih nggak sih kita kehilangan kekayaan alam yang tak ternilai harganya? Nggak cuma hewan saja, tapi berapa jenis tumbuhan langka yang telah punah dari hutan Indonesia.

Kita bertanggung jawab melestarikan hutan kita

Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap? Pastinya harus terlibat. Entah secara langsung atau tidak, kita berkewajiban untuk melestarikan hutan kita.

Semua pasti sepakat, bahwa kita merindukan alam yang indah. Udara sejuk segar dan kita bebas bernafas tanpa polusi. Air bersih melimpah, dan bebas banjir. Keanekaragaman flora dan faunanya terjaga.

Nah, mumpung masih di bulan selebrasi Hari Hutan Indonesia nih. Yuks kita gorong menjaga hutan kita lestari. Nggak harus turun langsung ke hutan, kita bisa share informasi tentang pentingnya menjaga hutan pada orang lain, ikut event menanam pohon, atau juga bisa menyisihkan uang untuk disumbangkan. Ada pengumpulan dana juga di kitabisa.com yang akan digunakan untuk kegiatan-kegiatan konservasi hutan.

Sejatinya, jika kita menyelamatkan hutan, sesungguhnya kita juga sedang menyelamatkan keberlangsungan kehidupan.

Salam Lestari! ❤️

Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi blog hari hutan Indonesia.

bloggerperempuan.co.id

Sumber Bacaan

  • https://harihutan.id/
  • https://mongabay.co.id/
  • https://hutanitu.id/

27 tanggapan pada “Adopsi Hutan Untuk Kelestarian Hutan Indonesia”

  1. Tanpa hutan manusia tidak bisa apa-apa. Karena hutan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Terutama air, jika hutan gundul ya sudah siap-siap kekkringan, terjadi karhutla. Kita memang harus bergotong royong dan peduli dalam menjaga hutan.

  2. Dilema memang soal hutan ini ya…
    Keserakahan manusia untuk memanfaatkan hasil hutan dalam jumlah banyak dan waktu yang cepat menyebabkan kerusakan di mana-mana. Padahal kalau dimanfaatkan secukupnya, hutan tidak akan rusak

  3. Sebenarnya hutan kalau diberikan HPH-nya kepada perusahaan yang bertanggung jawab, mestinya tidak akan terjadi krisis hutan seperti sekarang. Hutan adat biasanya dilundungi oleh aturan-aturan yang biasanya akan ditataati oleh anggota adat yang terlihat dari kearifan lokal. Tapi keserakahan dan mementingkan diri sendiri berdiri sendiri, berdiri di luar konteks HPH yang bertanggung jawab dan kearifan lokal 🙂

  4. Benar sekali mbak. Menyebar informasi positif tentang pentingnya kelestarian hutan, ikut menanam pohon adalah salah satu usaha kita menjaga hutan tetap lestari meski tidak harus turun langsung ke hutan.

  5. Setuju saya… di bulan selebrasi Hari Hutan Indonesia ini kita bisa ikut menjaga hutan kita lestari. Enggak harus turun langsung ke hutan, tadpi berbagi informasi tentang pentingnya menjaga hutan pada orang lain, ikut event menanam pohon, atau juga bisa menyisihkan uang untuk disumbangkan demi kelestarian hutan di masa depan

  6. Menarik banget dengan program adopsi hutan ini, ya. Jadi, kita pun lebih peduli lagi dengan hutan. Nggak usah muluk-muluk, tidak menebang, merusak tanaman di hutan atau memburu fauna udah bentuk adopsi yang terbaik ya, mak.

  7. Bagus banget programnya mbk. Mau nggak mau dengan kondisi seperti ini kita harus peduli sama hutan. Mulai dari diri sendiri, misalnya dengan rajin menanan pohon di lingkungan kita

  8. Baru ngeh nih kalau awal Agustus ada hari hutan di tgl 7, saking di rumah aja ga update berita. Hehe. Semoga Perpresnya dilaksanakan dan nggak ada aturan teknis yang bertentangan ya Mak biar hutan kita tetap lestari 🙂

  9. Hutan memang sumbr kehidupan ya.. Aku pengen ngajak anak2 ku jalan2 di hutan..semoga hutannya lestari.. Jadi masih bisa kita nikmati puluhan bahkan ratusan tahun ke depan..

  10. waa ada hari hutan, baru tahu, semoga tetap lestari ditengah laju pertumbuhan penduduk yang semakin banyak, sekarang hutan makin sedikit kerasa banget cuaca yang biasanya ada musim hujan dan musim panas jelas, sekarang berubah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *