Nulis cerpen iseng buat edisi Ramadhan untuk kawan-kawan Canting (Kompasianers Jogja). Ternyata banyak yang minat untuk ikutan dan jadi cerita keroyokan.
selengkapnya ada di “Balada Centingsari”
———————————————-
“Prok…prok…prok…” suara langkah kaki jenni memasuki pelataran sekolah. Hari ini ia terlihat sangat berbeda. Terlihat tangannya membawa tongkat bambu yang di cat merah putih. Bajunya penuh atribut yang ditempel dilengan dan didada. Ya, semua tampak aneh dilihat oleh gank pandawa lainnya.
“Wealah… tak kiro mau ono tentara. Jebule kowe to Jen. Apik men seragammu? Baru ya?” Tanya Hendra begitu melihat yang dating ternyata si jenni.
“Wah hiasan bajumu bagus banget Jen” kata Ngashim sambil megang-megang baju Jenni.
“Wow. Iku dipinggangmu ada tali juga Jen. Bisa dibuat rumah spider ya? Aku kan pengen banget jadi spiderman. Aku meh minta diajarin makmu ya jen.” Kata Sigit antusias.
“Beli dimana? Nanti aku mau minta beliin sama mom aku” kata Gugun.
“Iya teman-teman. Bajuku baru. Kata makku ini baju pramuka lengkap ,ya mesti koyo ngene iki. Baju penuh atribut. Pake sepatu boots, oiya ini juga aku punya kaos kaki baru warna hitam yang ada gambar tunas kelapanya” begitu jawab jenni sambil memamerkan seragam barunya.
“Oiya trus jangan lupa bawa tongkat pramuka, tambah keren kan?” Tambahnya.
Jenni memang jadi pusat perhatian pagi ini. Maklum di sekolah canting baru dia aja yang memakai pakaian pramuka lengkap. Bisa dimaklumi karena mak nya hobi pramuka dan naik gunung.
Hari ini tepat tanggal 14 Agustus 2010, Indonesia merayakan hari pramuka. Maka itu anak-anak disuruh pakai pakaian lengkap untuk mengikuti upacara bendera. Dan hari ini pelajaran sekolah ditiadakan, setelah selesai upacara mereka diperbolehkan pulang kerumah masing-masing.
***
“Yo wis ketemu nanti malem di markas ustadz Mumu ya” Begitu kata gugun pada kawan-kawannya.
“Siap boss” Jawab empat pandawa lainnya kompak.
Gugun meluncur dengan sepedanya dengan gaya seperti pembalap. Hendra pun menyusul dibelakangnya. Sedangkan Sigit dan Jenni si kembar yang maksain seperti biasa adu cepat sampai rumah, mengingat rumah mereka yang bersebelahan. Dan tinggalah Ngashim paling belakang.
Ngashim berdendang menyusuri jalan kampung. Melewati bukit dan area persawahan yang hijau menyegarkan. Ia mengayuh sepedanya pelan-pelan. Dan begitu memasuki pekarangan rumahnya, dilihatnya pohon jambu air yang memang sedang berbuah seperti tersenyum padanya. Menggoda nakal pada anak yang sedang berpuasa.
Ngashim menghentikan sepedanya. Lalu ia memanjat pohon jambu itu dan memetik beberapa buah dan berkata “Awas kamu ya, nanti sore bakal kuhabiskan semua!”. Saat ia turun dari pohon jambu air ia melihat pohon jambu biji disebelahnya juga berbuah. Air liurnya hampir jatuh. Dan iapun segera pindah naik kepohon jambu biji itu.
Begitu sampai kerumah ia segera menyimpan jambu-jambu itu dikamar sebelum maknya memarahinya. Ini memang kebiasaan buruk ngashim. Suka menyimpan dan mengumpulkan makanan saat puasa. Mak Izzah sudah sering mewanti-wanti, katanya nggak baik ngumpulin makanan saat puasa.
“Ngashiiiiiiiiiiim… iki opo?iki?… semut neng kasur?” Begitu teriakan mas Izzah.
“Iya maaaaaakk” Jawab Ngashim tunggang langgang lari masuk kekamar. “Mati aku” batinnya kalau mak Izzah tahu makanan yang disimpannya.
“Wis bola-bali tak kandani. Arep dijewer po diapakne?”
“Ampuuun mak. Ampuuun.”
“yo wis, pokokne diberesin. Terus nanti saat buka itu makanan mesti habis!”
Sampai saat buka puasa tiba. Mak Izzah masih sewot-sewot. Sedangkan didepan Ngashim menumpuk jambu dan makanan lain yang ia kumpulkan tadi siang.
“Mesti dihabiskan!!!!”
“Tapi Mak, mengko wae yo… wis kenyang mak”
“Entekno!!!”
[Bersambung]
By Lina Sophy
*) Hanya fiksi dan iseng, semoga para pelaku tidak mendendam…