Lompat ke konten
Home ยป Bukan Filosofi Kopi

Bukan Filosofi Kopi

Si Hitam Manis (Doc. Google)
Si Hitam Manis (Doc. Google)

Banyak orang yang menyayanginya

Banyak orang yang merindukannya

Banyak yang berbicara kedahsyatan rasanya, aromanya, pahitnya, manisnya

Banyak pula yang menjadikan sahabat dekatnya

Bahkan tak sedikit yang tergila-gila mencintai selayaknya kekasih hati

Ratusan mungkin bahkan ribuan puisi lahir karenanya

Kopi… Engkaulah Inspirasi!!

(bukan puisi lho ya?Hmm… jadi pengen seperti kopi…hihihi)

———-

Ah Kopi!!! Sekuat apapun kucoba menikmati tetap saja aku tak mampu. Hahaha… Apa enaknya??? Apa nikmatnya??? heran saya. Sering kali teman saya menyarankan. Cobalah!!! Namun tiap kali coba yang ada cuma saya buat, mencicipi selebihnya jadi hak milik adik saya.

Aromanya membuat saya pusing. Seringkali dirumah jika disuruh menyeduh kopi untuk bapak atau tamu, hidungpun saya tutup. Kalau saya paksakan berujung bongkar kotak obat. Cari obat sakit kepala. Weeeks, seolah gawat bener yak?hahaha… Eh, tapi akhir-akhir ini saya mulai coba lagi. Bukan kopi hitam tapi sudah di mix. Cappuccino mengandung kopi kan???hahaha…

Begitulah, cerita bukan pecinta kopi melainkan penyuka secangkir teh hangat. Ya… Teh. Saya pecinta teh. Sehari saja saya tidak minum teh, rasanya selalu ada yang kurang dari diri saya. Hahaha… Halaaaaaaghh.

Berganti cerita nih, dari kopi jadi teh. Yang bikin saya heran… kok nggak ada yang menulis puisi karena terinpirasi dari teh yak? Mungkin ada sih, tapi saya belum pernah menemukannya. Saya jadi mikir, apa pecinta teh jarang yang berprofesi jadi penulis yak? Seperti Dewi “Dee” Lestari nulis buku filosofi kopi. Beberapa teman saya diblog juga menulis puisi tentang kopi. Para pecinta teh mana??? Sayangnya saya tidak pandai menulis puisi, hiks.

Loh, kenapa saya jadi makin ngaco. Nggak ada hubungannya lagi antara pecinta kopi, pecinta teh dengan penulis. Mungkin saja mereka hanya mengungkapkan terimakasih pada kopi sebagai teman begadang. Ini cuma soal cita rasa. Lidah saya sama orang lain kan berbeda. Iya kan??? Sama seperti pendapat dan keinginan tiap orang juga berbeda. Jadi nggak penting mau teh atau kopi, yang penting kita masih bisa ngobrol dan duduk bareng iya nggak itu intinya?? Toh di cafe-cafe juga bukan cuma menyediakan kopi saja masih ada Teh, OJ (Orange Juice) de el el.

*) Siang-siang ngelindur hahaha… ๐Ÿ˜†

Tiduuur lagi aaaahhh… weeeks. (siap-siap diketawain Mamangnya Usman sang pecinta kopi nih…hahahaha)

Jogja, 28 Mei 2010

8 tanggapan pada “Bukan Filosofi Kopi”

  1. Lina, ini diriku buatkan khusus y puisi tehnya:
    * TEH PAGI BUATANMU *
    secangkir teh hangat yang kauseduh bersama gerak matahari pagi ini
    kepul asapnya menari-nari diatas cangkir kehidupanku
    cita rasanya menawarkan banyak variasi rasa
    pahit manis, juga asam dengan ragam warna dan aroma
    kau aduk didalamnya sesendok pemanis rasa dalam cangkir hatimu, untukmu. Tapi aku memilih satu yang pahit untuk menetralisirnya
    sebab kataku, Tuhan pasti setuju: “Tak bagus kalau keduanya sama”
    harus ada perbedaan dan saling melengkapi
    kau biarkan pucuk daun surga itu berendam berlama-lama
    hingga larutan yang awalnya cerah menjadi hitam pekat, lalu kataku: “Baiknya aku yang hijau saja”, biar lebih berwarna.
    Lalu kita selaraskan pandangan tentang keduanya dalam bayang pikiran liar tentang daun kehidupan yang meretas
    Pagi itu,
    Kau, aku, dan teh hangat dalam dua cangkir yang kita aduk bersama, semuanya
    meski berasal dari daratan yang berbeda
    dipertemukan di satu meja jati yang entah dulu tumbuh di hutan mana
    dalam satu ruang yang kita tahu siapa penciptanya
    namun Ia telah resapkan kehangatan dalam setiap yang hadir di ruang itu hingga membuat malu rasa dingin tuk mendekat lalu pergi jauh
    Jakarta, 28 Mei 2010

  2. Justru saya yang heran… Ada ya ternyata ya benci kopi.. ๐Ÿ˜† Ahahahaha~
    Serius, ini pertama kalinya saya menemukan orang yang ga suka dengan wangi kopi. Selama ini orang2 yang saya temui suka wangi kopi, tapi enggan mencoba. ๐Ÿ˜€ ๐Ÿ˜€
    Teh saya juga suka kok, Mbak. KAyak adik saya tuh, udah berkali-kali saya bujuk untuk minum kopi, sampe sekarang masih tahan godaan. Dia belom pernah minum kopi seumur hidupnya. ๐Ÿ˜†

    1. hari ini ke gramedia…
      nemu buku three cups of tea, tapi rada mahal 89rebu
      bulan mei mesti kebeli…
      hahahahahaha….. jangan heran Sop,
      kata orang saya memang aneh hahahahaha
      tapi mau gimana lagi, udah dari sananya ๐Ÿ™‚

  3. salam kenal.. kebetulan saya pencinta kopi, dan kebetulan pula mampir di post ini ketika mencari dengan keyword “filosofi kopi”.. hehehe..
    iya betul, itu kan masalah selera.. ndak ada yang berhak menjudge mana yg aneh dan tidak aneh.. sama kayak orang indonesia yg suka banget makan sambel, sementara bule2 di sana pasti sudah kelojotan.. ๐Ÿ™‚

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *