Dulu. Lupa kapan tepatnya, ngubek-ngubek kamar Ngashim. Lalu, dia puterin lagu. Nugie Nugraha. Tersihir, ini lagu kereeeeeeen amat yaks!
lama sudah kumencari apa yang hendak kulakukan
segala titik kujelajahi tiada satupun kumengerti
tersesatkah aku disamudra hidupku
kata-kata yang kubaca terkadang tak mudah kucerna
bunga-bunga dan rerumputan bilakah kau tahu jawabnya
inikah jalanku inikah takdirku
kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
yang slalu membunyikan cinta
kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadi penunjuk jalanku
lentera jiwaku
Nugie Nugraha – Lentera Jiwa
——————————————————————————————————–
Daftar Isi
Lina Kecil
Cita-cita. Mungkin sekarang lebih familiar dengan sebutan “mimpi”. Jaman masih TK sering sekali diceritain tentang betapa hebatnya seorang dokter itu. Betapa kerennya seorang pilot itu atau betapa gagahnya menjadi tentara dan polisi itu.ย Maka anak-anak berjamaah, ketika ditanya apa cita-citamu? “dokteeeerrr” atau “piloooooooottt” adalah jawaban paling populer anak-anak.
Berbeda dengan Lina kecil, Lina ingin jadi Insinyur. Ya, insinyur. Betapa seksinya suatu hari nanti jika aku pakai helm proyek, sepatu boots. Perempuan yang gagah. Bisa membangun gedung-gedung bertingkat, yang pada waktu itu menarik perhatian si Lina kecil. Maklum saja, anak kampung melihat gedung pencakar langit adalah hal luar biasa. Seperti tumpukan kandang jangkrik yang bertingkat-tingkat milik anak-anak kampung.
Pudarkah cita-cita itu? dan kemana menguapnya?
Cita-cita masa kecil itu tidak hilang. Hanya saja tidak pernah dijaga, sehingga cita-cita Lina kecil dicuri orang lain. Seiring pertambahan usia, cita-cita kecil makin susah diwujudkan. Dan pudar saat lepas SMA masuk akuntansi. Kadang tertawa kecut kalau ingat-ingat soal cita-cita kecil ini. Coba saja dulu gigih mewujudkan. Mungkin saja sudah bisa bangun rumah yang disalah satu sudut ruang kerja terdapat meja gambarnya. Ah… Nasi telah menjadi bubur. Meskipun dalam hati kecil siapa tahu anak-anaku kelak bisa mewujudkan.
Lulusan D3 Akuntansi.
Pernah suatu kali mantan pacar bertanya. Apa cita-citamu? Gleeeek. Saat itu masih kuliah, semester awal dan nggak bisa jawab apa cita-citaku. Bodoh sekali aku rasa saat itu. Anak kuliahan yang nggak ngerti jika lulus mau ngapain.
Nasehat bapak hanya sedikit, begini: lakukan segala sesuatu dengan senang hati. Hal ini yang aku pegang. Pernah mondar-mandir Jakarta – Cilacap – Jogjakarta. Sampai pernah terdampar di Denpasar 4 bulan. Kerja ini itu, meskipun dengan senang hati dijalani, tetep saja belum pas rasanya. Accounting, jadi tukang kacamata sampai jadi sales kanvas pernah dicoba. Sampai pada titik balik. Jakarta di awal september 2005, bersama sahabat-sahabat tercinta menikmati hari-hari terakhir disana. “Kamu pulang kampung saja deh, nanti pasti ada hal yang bisa dilakukan” pesan sahabat. Nasehat itulah yang kini ku syukuri. (Jadi ingat Sueb, Tya dan Raka dan tentu saja, mas Rito yang entah hilang kemana rimbanya huahaha)
Jatuh Cinta Pada Pendidikan.
Tak lama berselang, Cilacap masih September 2005. Ditawarin ngajar. Jiahahahaha… Apa bisaaaaaaa??? Nggak ada bakat. Tapi aku tetap coba. Oiya, ini bukan ngajar sekolah formal. Aku ngajar orang dewasa, Pendidikan Kesetaraan. Pelajaran lebih sering berakhir dengan obrolan resep masak-masakan dari pada diskusi pelajaran, maklum murid saya sebagian besar ibu-ibu rumah tangga.
Dan, tetap nasehat Bapak aku jalankan. Lakukan dengan hati senang. Dan lama-lama pekerjaan ini membuatku kecanduan meskipun tanpa bayaran yang memuaskan. Puncaknya 2006, dapat kabar dari Dikti bahwa aku terpilih mendapat beasiswa RPG untuk s1 keguruan. Tak pernah disangka-sangka, bahwa akhirnya bisa lanjutin pendidikan.
Pendidikan membuat aku semakin jatuh cinta. Banyak bergaul dengan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Dan dari sini pula lah masa depan mulai bisa aku tata. Bercita-cita. Ya, aku mulai punya cita-cita lagi. pernah juga aku tuliskan disini. Mungkin inilah jawaban atas kegelisahan. Lentera Jiwa. Aku menemukan Lentera Jiwaku.
Punya lembaga pendidikan sendiri. Punya perpustakaan Pribadi. Itulah mimpiku!
Tentang s o f i c i t a
ini cerita tentang harapan. dengarkan lah, kekasih: nyanyian anak-anak, riang di bawah sinar rembulan,akan menjadi kenangan yang diharapkan.
Soficita itu sebuah nama hadiah dari Gin. Sahabat yang satu ini emang keren. Mau ngadu soal apapun aja, ada solusinya. Sampai dengan nama #soficita pun, hasil dari diskusi-diskusi panjang dengannya. Terimakasih orang bijak!
Soficita (yang kini aku lebih senang menyebutnya denga taman soficita) karena kata taman ini pasti identik dengan sesuatu yang menyenangkan. Anak-anak bisa belajar apa saja, bercerita apa saja dengan suasana yang menyenangkan. dengan memanfaatkan sudut ruang dirumah, bisa bersenang-senang dengan anak-anak. Mimpi yang seakan mulai berubah menjadi nyata. Keinginan yang perlahan-lahan mulai terwujud. Dan aku, mulai terbuai, berfikir ini itu, berkhayal yang indah-indah.
Tapi ternyata mewujudkan harapan itu susah Bung! butuh perjuangan! bermacam-macam kendala menghadang. Dari kesulitan bagaimana menghadapi anak-anak, menghadapi ketidaksabaran orang tua, cibiran orang, sampai bermasalah dengan guru-guru anak-anak di sekolahnya. Ternyata, aku makin tahu betapa kompleksnya permasalahan pendidikan di negeri ini. PR orang tua, PR sekolah, PR Pemerintah dan juga PR aku yang bertumpuk-tumpuk untuk selalu belajar menjadi lebih baik.
Lakukan dengan hati senang. Nikmati saja yang sempat dirasa karena ini akan memperkaya jiwa kita. Rintangan, halangan dan semacamnya akan terus menhadang. Tak perlu takut untuk menghadapi.
Dan kini, aku juga sudah bisa mengatakan, udah tahu sampai tua bakal ngapain. Dan lakukan de
ngan senang hati!
Anak-anak juga punya ruang untuk memaerkan karya, tapi maaf masih belom stabil ngisinya bisa dinikmati disini
woohoo…. akhirnya!! ๐
akhirnya dapet kaosss gratis yesss! ๐
alhamdulillah,…
aku belum nulis uey, padahal mau nulis ttg sekawan.net
hehehehe… ayoooo nulis :p
wuahh…jdi ibu guru..cita-cita yg mulia mb ๐
makasih mba cantik ๐
tetap semangat mbak sophy… semoga sukses… ๐
hehehe pastinya mas bro… maturnuwun ๐
kita bisaaaaaaa wa e wa e o ๐
semua orang bisa menentukan cita cita tapi Yang Maha Kuasa yang menentukan. hehehe,.. teruskan cita2mu saat ini semoga membawa barokah
Amin bro Riza, Yess pada akhirnya memang Allah yang menentukan, tapi kita dituntut juga untuk berusaha sekuatnya… iya to? ๐
๐
Tidur dulu, baru mimpi…
zzzzzzzzz…zzzzz… ๐