Lompat ke konten
Home » Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak

Siang semua sahabat pembaca,

Alhamdulillah Minggu kemarin sempat mengunjungi masjid agung Demak. Ini kebetulan juga bisa jalan silaturahmi sekaligus ziarah ke daerah pesisir Utara Jawa Tengah bareng keluarga besar. Bapak dan ibu serta kami empat bersaudara and the krucils, tanpa menantu karena semua ada urusan.

Alun-alun Demak

Sebenarnya sudah lima kali saya mengunjungi Demak, namun baru kali ini bisa berkunjung ke masjid ini. Duh, jadi merasa jadi orang yang merugi. Ngomongin soal Masjid Agung Demak, bagi saya itu seolah memutar waktu, memori ketika masih kecil sering sekali didongengin kisah Masjid ini.

Masjid Agung Demak dalam Ingatan Masa Kecil

Dongeng apakah itu? Jadi, jaman saya kecil ketika mengaji di langgar (mushola) selalu didongengin, tentu saja kisah-kisah teladan islami baik oleh bapak atau Simbah Kakung. Entah itu kisah nabi, kisah sahabat nabi, bahkan kisah-kisah para waliyullah. Hal yang sangat saya rindukan sebenarnya, karena kemampuan orang untuk mendongeng makin hari makin hilang.

Alkisah,

Suatu ketika disaat pembangunan Masjid Agung Demak yang dibangun para wali, sunan Kalijaga terlambat datang. Sedangkan pilar/Soko guru/tiang penyangga harus siap saat itu juga. Dan akhirnya, kanjeng sunan Kalijaga mengumpulkan tatah kayu jati lalu diikat dijadikan Soko guru, didirikan bersama Soko guru dari sunan Bonang, sunan Ampel dan sunan Kudus.

Itu semua bukanlah cerita khayalan dalam dongeng, itu nyata. Soko guru hasil karya Sunan Kalijaga masih ada sampai sekarang. Meski sekarang sudah banyak di pugar, semua Soko guru yang bagiannya telah rapuh digantikan dengan potongan yang baru, dan potongan rapuh itu tersimpan di museum Masjid Agung Demak.

Selain kisah Soko guru, kisah Sunan Kalijaga yang masih tersimpan dalam ingatan adalah kisah orong-orong yang terputus antara kepala dan badannya. Ketika Kanjeng Sunan tergesa menyelesaikan pekerjaan membuat Soko guru tidak sengaja beliau menebas kepala orong-orong. Kemudian, beliau mengambung kembali dengan potongan serpihan kayu jati sehingga orong-orong itu hidup kembali.

Mempelajari apa yang dilakukan para wali itu pasti ada cerita hikmah yang dapat kita petik. Baik dari Soko guru dari tatakan maupun dari kisah orong-orong ini. Untuk kisah orong-orong, Cak Nun sempat menuturkan bahwa “Penduduk Tanah Jawa menemukan kembali jati dirinya, itulah sebabnya serpihan Kayu Jati yang saya pakai untuk menyambung kepala dan badan Orong-orong dulu itu. Jangan sampai Bangsa Jawa tinggal badan dan kalbunya saja tanpa kepala dan akalnya, atau sebaliknya…”

Sewaktu kecil saya hanya bisa menangkap apa yang dilakukan kanjeng sunan adalah magic, orang santri mandraguna. Belum bisa mencari tahu dan mengartikan bahasa-bahasa yang dipakai. Seperti lirik-lirik tembang Jawa ciptaan Kanjeng sunan lir-ilir dll.

Masjid Agung Demak, Kini

Masjid Agung Demak

Menurut sejarah, Masjid ini merupakan masjid tertua di Indonesia. Dibangun oleh Raden Fatah, raja pertama kesultanan Demak dibantu oleh Walisongo. Pembangunan diperkirakan selesai tahun 1459. Dan masjid ini juga sekarang termasuk situs cagar budaya yang dilindungi hukum dan negara.

Menara Masjid Agung Demak

Disamping bangunan masjid terdapat museum Masjid Agung Demak untuk menyimpan barang peninggalan sejarah. Sayangnya, waktu saya kemarin mampir museum sudah tutup. Walhasil hanya bisa melihat komplek bangunan saja. Sudah cukup puas kok, pelataran yang luas cukup menggembirakan bagi anak saya untuk eksplor kesana kemari.

Museum Masjid Agung Demak

Diluar museum, kita juga masih bisa melihat bekas tempat wudhu sejarah jaman dahulu yang berupa kolam. Sekarang sudah tidak terpakai dan dijadikan situs cagar budaya juga.

situs kolam wudhu

Next time, insya Allah bisa berkunjung lagi kesini. Masih sangat penasaran untuk masuk kedalam museumnya.

  • Lokasi : Kel. Bintoro, Demak, Jawa Tengah.
  • Jam buka museum : buka setiap hari, Senin – Ahad, mulai jam 08.00 – 17.00 wib.
  • Tiket museum : Rp 3.000,-

Sumber tulisan: https://www.google.com/amp/s/www.caknun.com/2016/orong-orong-ngayogyakarta/amp/ https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016011200007/masjid-agung-demak https://lelungan.net/wisata/demak/museum-masjid-agung

53 tanggapan pada “Masjid Agung Demak”

  1. Saya barusan baca kemarin di buku Babad Tanah Jawa tentang masjid agung Demak juga mbak termasuk cerita Sunan Kalijaga-nya juga, senang sekali ya udah bisa berkunjung kesana. Saya jadi pengen berkunjung kesana juga ?

    1. Wah kayaknya menarik emang bukunya ya mbak, jadi penasaran. Kayaknya sering seliweran di toko buku online juga buku ini.. semoga segera mbak wisata sejarah sekaligus wisata rohani ke masjid agung Demak ?

  2. Ke Masjid Agung pagi atau sore mbak kok sudah tutup museumnya? padahal pasti bagus buat pelajaran sejarah anak-anak ya kalau bisa masuk museumnya.

    Saya juga masih ingat cerita guru saya soal soko yang terbuat dari tatal itu. Semoga suatu saat saya juga bisa berkunjung ke sana

  3. Aku tu suka mengunjungi rumah2 ibadah, apapun. Gereja, masjid, vihara, kalau kuil blm pernah sih. Masjid Demak ini dulu cuma lewat depannya aja, berhubung buru2 jd nggak mampir. Aku lihat replikanya di museum yg ada di lantai bawa menara Masjid Agung Jawa Tengah.

  4. Bersejarah sekali ya Mbak Masjid Agung Demak ini. Dulu sering baca tentang masjid ini di buku sejarah sekolah :).
    Suatu kebahagiaan ya jika bisa berkunjung dan beribadah di sana. Saya pun ingin sekali ke sana 🙂

  5. Ini adalah salah satu tujuan yang tertinggal pas saya road trip Jakarta – Yogya – Jateng 2017 lalu. Jika dilihat dari arsitekturnya, mesjid ini terlihat klasik sekali ya Mba, berbeda dengan masjid agung di kota lain yang biasanya lebih modern.

    Semoga di road trip selanjutnya saya bisa menyempatkan untuk singgah di Demak.

  6. Masjid Agung Demak salah satu masjid tua yang pernah aku kunjungi di Jawa Tengah. Anggun, klasik, walau saat berkunjung atasnya sedang di renovasi. Mengenai soko guru dari Sunan Kalijaga, jadi ingat kisah di Goa Kreo Semarang. Beliau mencari kayu untuk tiang soko guru masjid Demak tapi kayunya hilang, dan kemudian ditemukan di lokasi yang sekarang Goa Kreo. Aku juga menuliskannya di blog 🙂

  7. Mbak…orong2 itu apa? Hewan kah? Saya tahunya hewan kecil seperti kecoa tapi bukan kecoa. Gimana jelasinnya ya. Hehe. Lalu kolam untuk wudhu, apa dulu pakai gayung yak? Sebab belum ada pancuran? Belum pernah ke Demak…ingin ke sana setelah baca ini. Penasaran

    1. Iya mbak, maksudnya ya orong-orong begitu. Seperti kecoak tapi bukan kecoak, ukurannya kali ya yg seukuran kecoak. Kalau urusan wudhu, pakai kolam kan langsung bisa dibasuh mbak, itu lebih dari 2 kulah ukurannya. Masjid jaman dulu kan emang gini, kolam wudhu ya semacam bak gedean gitu.

  8. Saya juga suka berkunjung ke berbagai rumah ibadah seperti mbak elisabeth. Tapi meski lahir di Jateng, saya belum pernah ke Masjid Agung Demak. Menarik sekali riwayatnya yaa..Mudah2an suatu hari bisa main ke Demak

  9. Aku sering dengar Masjid Demak ini memang paling tua di Indonesia. Tapi baru tahu ada ceritanya juga. Jadi tertarik ingin ke sana. Masukin wishlist.

  10. Ini adalah salah satu destinasi yang terlewat pas road trip 2017 lalu. Sayang sekali sih.
    Masjid Agung Demak ini arsitekturnya klasik sekali ya Mba, tidak seperti masjid agung kota lain yang kebanyakan lebih bernuansa modern.

  11. Saat mudik ke Madiun dari Jakarta kadang saya sekeluarga memilih rute via Demak…Tapi cuma lewat saja enggak singgah kemana-mana.
    Jadi penasaran menyaksikan sendiri saksi kisah penuh filosofi di balik pendirian Masjid Demak ini.
    Semoga nanti juga berkesempatan mengunjunginya.

  12. Orong-orong ini ternyata sejenis kecoa yaa…
    Hemm…aku jadi beneran gugling karena penasaran sama filosofinya Orang Jawa mengenai orong-orong yang tertebas kepalanya.

    Sungguh dalam maknanya…
    Dan hanya yang mengerti sejarah yang bisa memaknainya dengan bijak.

    1. Wah asyik mbak, bener banget, kemarin saya trip Demak Kudus sebetulnya, banyak bahan yang bisa jadi tulisan, tentang sejarah. Cuman ya gitu butuh juga studi literasi karena yg ditulis bukan hal remeh temeh gitu. Aku selalu merasa terhanyut kalau dengerin syair lagu kanjeng sunan, lir Ilir dll itu, karena makna yg terkandung juga dalam banget. Atau sekedar menuliskan tentang dua kalimat yang diajarkan sunan Bonang kepada sunan Kalijaga ketika menjaga tingkat di pinggir sungai itu, ahahaha ilmuku belum sampai kesana ???

  13. Mbak “orong-orong” itu apa ya? Kaget tadi bacanya pertama “orang-orang” hehe.
    Demak memang kaya peninggalan kerajaan Demak ya. Masjid agungnya memang terkenal sekali. Moga kelak bisa ke Demak jg ?

  14. Belum pernah ke Demak sama sekali, dan selalu penasaran sama masjid agung demak peninggalan sunan kalijaga ini. Udah beberapa kali baca wisata masjid, sepertinya harus di agendakan wisata rohani mengunjungi masjid-masjid. Seru jadi tau sejarahnya.. apalagi kalau masjidnya sudah tua.

  15. Subhanallah… itu karomahnya wali, bisa ngidupin orong-orong mati. Ada juga yang jadi sebab hidup 9x tukang sapunya ya.

    Bedewey, waktu saya ke sana kok gak ngeliat situs wudhunya ya. Secakep itu padahal. Hikz hikz…

  16. Aku baru tahu kisah Soko Guru dan Orong-orong menarik ini mba apalagi udah ditebas bisa disambungkan lagi ya, zaman dulu kayaknya mistis tapi realitanya beneran ada jadi makin penasaran pengen gali kisah Jawa lainnya

  17. Aku belum pernah ke sini mba. Pas ke demak itu niat mau mampir..tapi hujan deras, padahal pake bis besar wong rombongan, bis nya ga bisa masuk katanya…

    Iya,.masjid ini.terkenal banget karena nilai.historisnya tinggi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *