Semangat Pagi!
Kopi. Hemmm… Bagaimana cara menuliskannya ya? Selalu saja saya bingung jika harus bercerita tentang kopi. Maklum lah saya ini bukan penikmat kopi. Sampai banyak kawan saya yang pecinta kopi menyayangkan, katanya saya tidak termasuk beruntung karena tidak dapat menikmati si hitam manis yang luar biasa itu.
Kopi merupakan minuman paling familiar di seluruh dunia. Bagi pecinta kopi efeknya minum kopi ini serasa mengkonsumsi energy drink. Begitu di sesap memberikan sensasi baru, ada yang badannya langsung segar, sehat, lahir ide-ide baru dan lain sebagainya.
Di masa sekarang ini kopi merupakan sebuah gaya hidup. Betapa tidak, kopi bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat. Kita bisa jumpai kedai kopi dari kelas warkop pinggir jalan sampai kelas internasional dengan mudah. Dari penyajian sederhana seperti kopi tubruk sampai dengan penyajian yang lebih rumit dengan menambahkan bahan-bahan lain.
Ngomongin sejarahnya, awalnya tanaman kopi merupakan tanaman asli dari Etiopia di Afrika. Lalu mulai menyebar ke Arab, Eropa dan kemudian tersebar keseluruh dunia.
Di Indonesia sendiri tanaman kopi mulai diperkenalkan dan dikembangkan pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Jenis kopi yang berkembang di sini adalah jenis kopi Robusta dan Arabika. Saat ini produsen kopi dunia, negara kita menempati urutan ke tiga setelah Brazil dan Vietnam.
Sebetulnya Indonesia punya peluang yang besar untuk dapat memproduksi tanaman kopi lebih baik. Kita memiliki lahan perkebunan yang luas. Akan tetapi produksi kita belum maksimal. Untuk itu, mau tidak mau Indonesia harus melihat kesuksesan Vietnam dalam mengembangkan tanaman kopi. Vietnam dengan lahan yang lebih kecil dari yang kita punya tetapi produksi kopi mereka lebih banyak.
Menuju Komunitas Asean 2015
Apakah Vietnam dan Indonesia mampu merebut pasar kopi dunia? Saya kira peluang yang kita miliki sangat besar. Untuk Indonesia saja apabila kita benar-benar serius menangani produksi tanaman kopi peluang kita cukup bagus. Pengembangan produksi seperti pemilihan bibit, perluasan lahan sampai dengan penggunaan teknologi agar tanaman menghasilkan biji lebih banyak harus selalu diupayakan.
Lalu apakah Indonesia dan Vietnam bisa menjadi partner dalam memproduksi kopi dan tidak saling bersaing atau menjadi rival? Untuk menjadi partner saya kira bisa. Sebagai sesama anggota Komunitas Asean, maka kerjasama untuk meningkatkan produksi tanaman perkebunan sudah menjadi tugas semua negara anggota. Indonesia dan Vietnam bisa saling belajar dan terus mengupayakan kebaikan bagaimana memproduksi tanaman kopi menjadi lebih baik. Bahkan turut mensupport negara Asean lain yang ingin produksi tanaman kopinya meningkat.
Kemudian untuk tidak saling bersaing atau menjadi rival antara Indonesia dan Vietnam, sebelumnya kita harus mengubah mind set kita. Tidak ada kalah atau menang dengan negara lain. Apalagi dengan sesama anggota Asean yang sering dibilang serumpun. Artinya kita bersaudara. Seharusnya kita selalu mengupayakan kebaikan untuk kehidupan negara. Namun kita tetap memerklukan negara lain sebagai cerminan apakah upaya yang kita lakukan sudah maksimal atau belum. Bersaing sehat demi kemajuan bersama.
Sebagai contoh untuk analisis sederhana, ketika disuatu wilayah hanya terdapat satu toko buah, maka toko itu akan sepi dari pengunjung. Namun ketika disuatu wilayah terdapat banyak toko buah, maka wilayah tersebut menjadi ramai pembeli. Wilayah tersebut menjadi terkenal dan menjadi sentra buah.
Demikian juga dengan produksi kopi. Jika di wilayah kawasan Asean bisa menjadi penghasil kopi, saya yakin Asean dapat merebut pasar dunia. Dan masing-masing negara dapat bekerjasama dan mensupprt negara lainnya. Dan bersaing sehat pun harus ada demi kemajuan mereka. Memajukan kualitas, dan mungkin mengembangkan produk yang akhirnya membuat ciri khas masing-masing negara.
Seperti Indonesia sendiri, kita punya Kopi Luwak yang terkenal dan mahal di dunia. Jika kita mampu mengembangkan dan mangambil peluang itu maka saya yakin Indonesia bisa mendapat keuntungan dari sana. Vietnam dan negara-negara Asean lain juga mengembangkan ciri khas produksi mereka. Maka Asean menjadi penguasa pasar produsen kopi di dunia. Kopi Asean, Siapa tahu kan?
Tetap semangat menuju Komunitas Asean 2015.
———————
Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Blog #10daysforASEAN Hari ke-5 dengan tema “Sekarang ini, minum kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Hampir di seluruh penjuru kota, tidak hanya di Indonesia tetapi juga ASEAN, banyak tersebar gerai kopi. Di dunia, negara penghasil kopi terbesar adalah pertama: Brazil, kedua: Vietnam dan ketiga adalah Indonesia. Kedua negara terakhir adalah anggota ASEAN. Menuju Komunitas ASEAN 2015 ini, mampukah Vietnam dan Indonesia merebut pangsa pasar kopi dunia? Bisakah kedua negara tersebut menjadi partner produksi kopi, bukan menjadi rival atau saling bersaing”.
lina sophy | 31 agustus 2013
ngopi aaaah
ngeteh juga ahhhh… 😀