Purna sudah status sebagai busui. Alhamdulillah bisa kasih bonus lebih dari 2 tahun. Iya Sulthon lepas nenen saat usia 2 tahun 8 bulan 3 hari.
Dari awal, memang saya sendiri tidak berniat menyapih pas saat ia 2 tahun. Lebih dari itu, tapi bonusnya tidak lebih dari setahun. Karena bagi saya sendiri sebenarnya berat sekali melepaskan. Butuh mengumpulkan niat dan tekad untuk mengambil keputusan, menyapih.
Sebelum cerita soal menyapih, flashback dulu ke cerita soal menyusui. Ingat sekali, rasanya pertama menyusui. Iya sempat terharu banget waktu itu. Setelah nunggu beberapa waktu karena saya nggak bisa IMD, iya karena operasi caesar, nggak mungkin kan bayi merayap di dada sedang perut masih dijahit.
Tapi tak mengapa, karena saya yakin anak saya bebas sufor. Alhamdulillah bisa memilih RS yang sangat pro ASI. Meskipun diawal Sulthon agak rewel karena produksi ASI tidak langsung membludak.
Masih inget sekali juga bantuan suster Leni yang memijit dan ngasih tau cara menyusui yang benar. Ini juga yang membuat saya memutuskan tidak memakai jasa dukun bayi untuk proses pijetan setelah melahirkan. Selain juga faktor lahir caesar, nggak mungkin perut saya diuwel-uwel. Cukup lah ya pijetan abah Sulthon, kan cuma mijit pundak, tangan, kaki doang.
Ada banyak hal yang tidak bisa terlupa selama proses menyusui. Bahagia, seneng, susah, sakit, haru biru pokoknya macam-macam rasanya. Maka itu, salut dengan ibu yang mau dan mampu menyusui sampai tamat, karena menjadi busui itu penuh perjuangan.
Full Asi 6 Bulan.
Ini nggak pas tanggal ya, maksudnya karena Sulthon lahir 1 Januari dia harus MPASI tanggal 1 Juli, nggak gitu jadi akhir Juni diatas tanggal 20an, karena sudah masuk bulan Ramadhan Sulthon mulai saya kenalkan makanan, meski cuma icip-icip saja.
Pernah juga ada kejadian dimana Sulthon mogok Asi di PD kanan saat usia 2 bulanan. Setiap kali dikasih PD kanan langsung nangis kejer, nolak. Nggak paham sih ini kenapa, tapi banyak kejadian yang menimpa orang lain gitu. Sepupuku pernah juga akhirnya hanya menyusukan 1 PD saja yang berakibat PD besar sebelah. Untung kejadian pada saya ini bisa cepat teratasi, kuncinya kesabaran. Tidak pernah lelah mencoba. Akhirnya Sulthon mau juga.
Bahagia menyusui, Kapan pun, Dimana pun.
Aktifitas saya bisa dikatakan 24 jam full dengan Sulthon. Dan saya percaya ASI adalah obat segala macam penyakit bagi bayi kita. Demam batuk pilek itu jelas, makin sering disusui semakin cepat sembuh. Luka jatuh, kepentok, ataupun yang menyebabkan dia nangis bakal berhenti ketika kita tawarkan nenen untuknya.
Dan karena sebagai seorang ibu rumah tangga full, jadi kemana pun dan dimana pun saya beraktifitas disitulah ada Sulthon. Jadi dengan sukacita pula saya ngasih ASI kapan dan dimanapun dia minta. Bisa dibilang saya tidak pernah menitipkan Sulthon kemidian saya pergi dalam waktu yang lama. Kecuali pernah sekali sewaktu saya kontrol jahitan operasi saat Sulthon usia 9 hari, dan saya sudah persiapkan ASI perah untuknya.
Nursing Strike Saat Usia 14 Bulan.
Istilah ini baru juga saya dapat ketika saya menjadi busui. Betapa sedih dan hancurnya hati saya waktu itu. Sulthon benar-benar mogok ngASI. Nangis terus dan menolak setiap kali dinenenin. Akhirnya nyari tau di gugel, mogok ASI ini dikenal dengan istilah nursing strike.
Cara mengatasinya juga intinya dikesabaran, meski saya mewek-mewek entah berapa kali sehari. Untung waktu itu saya tidak memilih untuk menyerah. PD bengkak dan badan meriang. Memerah manual kemudian ngasihnya pakai sendok. Siksaan lahir batin banget deh waktu itu.
Puting Luka Parah Saat Sulthon Tumbuh Gigi.
Sulthon tumbuh gigi diusia setahunan. Duluan bisa jalan dari pada tumbuh gigi. Selain demam tanda saat tumbuh gigi adalah seringnya menggigit puting. Rasanya nggak main-main loh. Saya sampai ke dokter karena puting luka parah. Ini 11 12 rasanya sama nursing strike.
Belajar tentang WWL.
Dan sebagai Bunda yang kekinian, sebelum usia 2 tahun sudah sibuk lah nyari referensi bagaimana cara menyapih. Ketemulah istilah WWL. Weaning with love istilah keren untuk menyapih dengan cinta.
Beberapa metode sudah mulai saya coba, ketika jelang usia 2 tahun. Ngasih penjelasan, besok kalau sudah usia 2 tahun sudah nggak nenen lagi ya, bla, bla, bla. Tapi, jujur saya sendiri belum ikhlas menyapihnya. Disini saya belajar lagi. Metode ini tidak akan berhasil jika saya belum siap. Jadi tak mengapa Sulthon masih ngASI, toh saya dirumah setiap hari, selagi masih bisa tak mengapa.
Enggak sedikit loh yang protes. Anak harus minum ASI selama 2 tahun, perintaNya kan menyusui selama 2 tahun. Ada lagi yang bilang menyusui diatas 2 tahun itu sudah tidak ada gizinya, bahkan ada yang bilang itu akan menurunkan penyakit dari ibunya.
Saya sih senyum saja. Kayaknya nggak terbukti apa-apa, soalnya lingkungan keluarga saya banyak yang ngasih nenen sampai gede. Nggak apa-apa tuh. Ini sih kembali kemasing-masing ibu saja lah ya, siap dan rela atau enggak anak nemplok padahal udah gede. Heuheu.
Akhirnya Tiba Saat Menyapih.
Tanggal 3 September, nggak ada persiapan. Pagi-pagi pas ngumpul keluarga ditanyain adik, jadi kapan Sulthon mau disapih? Langsung jawab, sekarang deh. Niat bulat menyapih, Bismillah. Ambil sepotong brotowali, oles-oles PD jadilah.
Tiba saat jelang tidur siang, Sulthon sudah merengek “uton ngantuk ndaaa mau nenen”. Tanpa drama berlebihan, begitu mulai nenen langsung dilepas, kemudian bilang “nenen bunda pahit, uton udah besar ya ndaaa nggak boleh nenen lagi?” terus ganti minta air putih, minta dongeng sambil meluk kenceng, tidur.
Malam jelang tidur agak gelisah tapi tidak menangis, akhirnya tidur juga dengan dongeng sambil dipeluk. Dramanya saat subuh, nangis sebentar. Diajak ngobrol dikasih susu uht. Dihari ke 3, subuh sempat menangis sambil bilang “uton udah nggak punya nenen” drama yang bikin emaknya ikut sedih. Ini dramanya tiap jelang subuh, karena kebiasaan Sulthon kuat nenen memang di jam itu. Sampai sekarang siy masih gelisah, kadang nangis. Tapi saya sadar, ini memang butuh proses.
Kata Ibu saya, Sulthon pinter banget termasuk nggak rewel. Katanya, kebanyakan anak sapih itu nangis terus bahkan sampai sakit. Jadi gelisah rewelnya Sulthon masih kategori ringan lah, semoga saja cepet segera move on ya Tonggg.
Makin Banyak Pelukan dan Dongeng.
Ini semenjak sapih, tidurnya minta dipeluk yang kenceng sambil didongengin. Dongeng ngarang sendiri, karena nggak hafal dongeng pengantar tidur jaman dulu. Ya, hitung-hitung ngasah imajinasi, kan dari dulu kepengen jadi penulis cerita anak, kali aja suatu hari kesampaian.
Btw, kembali ke proses sapih, cara kuno memang ya pakai bantuan brotowali? Lantas gagal lah saya menerapkan wwl, dimana kedua belah pihak sama-sama saling rela melepaskan.
Tak mengapalah ya Thon, maafkan Bunda, didalam hati tidak ada sedikitpun niat untuk menyakitimu. Buat bunda, gagal dan berhasilnya proses wwl tidak berpengaruh besar pada kehidupanmu. Karena proses menyapih hanya sebagian sangat kecil dari proses kehidupan yang akan kamu jalani. Percayalah, cinta buatmu tiada tara. Bunda selalu berusaha memberikan yang terbaik. Jadilah yang alim dan soleh. Amiin.