Lompat ke konten
Home » Bu Guru Meisha ke Athena [Fiksi Banget]

Bu Guru Meisha ke Athena [Fiksi Banget]

Acropolis (doc. Google)
Acropolis (doc. Google)

Bu Meisha tampak kelelahan. Hari ini bu guru sejarah SD Chentingsari ini mengikuti seminar internasional yang diikuti oleh sejarahwan seluruh dunia di candi Borobudur. SD Chentingsari mendapatkan undangan untuk mengikuti acara tersebut. Bu Ketan secara otomatis menugaskan bu Meisha untuk berangkat. Akan tetapi karena perjalanan yang lumayan jauh, bu ketan menugaskan Babeh Helmi untuk mengawal bu Meisha.

Seharian mendengarkan pidato dan pembahasan tentang situs-situs kuno dunia membuatnya lelah, namun sekaligus bangga. Bu Mesha berkenalan dengan banyak bule. Ada yang dari Amerika, Korea, Perancis, Italia, Yunani dan masih banyak lagi. “Nggantheng-nggantheng banget, betah aku. Opo meneh mau sing jenenge Teodoros Nikopolidis bule soko Yunani. Nggantheng tur ramah” katanya.

***

Dengan hati yang berdebar-debar bu Meisha membuka amplop itu. Dari nama pengirimnya sudah bisa ditebak. Dari luar negeri, bule yang ditemui saat seminar di Borobudur. Ada apakah gerangan sampai-sampai si Teodoros mengirimkan surat padanya.

Bu Meisha berteriak-teriak girang. Meloncat-loncat seperti anak kecil. Menangis terharu. Berita yang ditulis oleh teman barunya dari Yunani adalah undangan untuk bu Meisha ke Yunani. Ada study tentang situs sejarah yang jadi nomor satu keajaiban dunia. Biaya dan akomodasi selama disana sudah ditanggung dan surat-surat yang diperlukan juga akan dibantu pengurusannya oleh pihak kedutaan Yunani.

Berangkatlah bu Meisha ke Yunani. Walaupun dengan berat hati ia meninggalkan keluarga tercinta, namun ia harus berangkat. Ini adalah kesempatan yang sangat langka dan tidak boleh disia-siakan. Unyil menangis karena mau ikut, tapi akhirnya mau ditinggalkan setelah dirayu-rayu.

Begitu sampai di Yunani bu Meisha segera mencium tanah “akhirnya rakyat Chentingsari iso menginjakkan kaki neng Yunani, ini suatu kebanggaan yang mesti dirayakan” begitu ujarnya. Kemudian  bu Meisha bergabung bersama para sejarahwan dunia lainnya. Acropolis menjadi tujuan utama. Bule Teodoros menjelaskan kepada para peneliti dari Negara lain yang ikut dalam rombongan itu.

Acropolis merupakan dataran tinggi berbatu setinggi 156 meter yang dibuat sekitar 2400 tahun yang lalu, disana juga terdapat beberapa reruntuhan bangunan kuno yang dulunya adalah kuil yg menjadi pusat sejarah Athena.

Bu Mesha terkagum-kagum mendengarkan penjelasan bule Teodoros tentang bangunan yang katanya dibangun pertama kali pada tahun 1300 SM ini. Pada Tahun 480 SM kerajaan Persia menghancurkan bangunan ini. Dan dibangun kembali pada tahun 467 sampai 404 SM. Lalu pada tahun 1834 saat Athena menjadi ibukota Yunani, Acropolis menjadi bangunan arkeologi yang dilindungi dan direstorasi pada tahun 1975.

Bu Mesha tak lupa untuk bernarsis ria. Di tiap sudut ia berfoto dengan bermacam-macam gaya. Sebagai kenang-kenangan yang tak akan terlupakan dalam hidupnya. Bu Meisha merasa sangat senang dan berfikir bagaimana agar ia bisa berlama-lama disana.

Doooorrrrrr…. Dooooooorrrrr….. dooooooorrrrr

“Mamaaaaaaaaaaaaaaah” Suara Unyil melengking sambil menggedor pintu kamar Bu Meisha.
“Udah jam berapa ini? Kenapa Unyil nggak dibangunin sahurrrrrrrrrrrrr?”
“Astaghfirullah… piye iki? Kok aku iso tiba-tiba wes mulih neng ngumah?” bu Mesha terkaget-kaget.

“Maaaahhhh… itu di masjid ustadz Mumu udah adzan subuh. Moso kita nggak sahur? Terus puasane mengko piye?” rengek Unyil.

“Aduh Nyil… mamah ki lagi bingung. Mau mamah ki neng Yunani. Neng Eropa Nyil. Eropa!” Bu Mesha menjelaskan pada Unyil dengan polosnya.

“Eropa piye? Mamah iki ngimpi mah, sadar mah, tangi sek”
“Hah? Lha terus piye Nyil?”
[Bersambung]
*) Baca juga kisah lainnya di “Balada Chentingsari”


NB. Cerita tentang Acropolis dari berbagai sumber hasil googling. Sumber gambar disini

2 tanggapan pada “Bu Guru Meisha ke Athena [Fiksi Banget]”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *