Lompat ke konten
Home » Bukannya Dapat Honor Malah Tekor

Bukannya Dapat Honor Malah Tekor

[Sebulan yang lalu]

Genk pandawa tampak asyik balapan sepeda pulang dari rumah paman dori. Naik turun bukit sambil bercanda dan tertawa. Tampaknya anak-anak itu tak pernah punya rasa lelah. Bermain… bermain… dan bermain dengan ceria.

Ketika mereka melintasi area persawahan dipinggir kampung, ditengah jalan terlihat ada perempuan muda yang cantik jelita melambai-lambaikan tangan untuk menyetop mereka.

“hai adik-adik” sapa perempuan muda tersebut.

“weladalah… tantene sopo kuwi ayu tenan?” kata Hendra pada teman-temannya.

“Hai Tante cantik, ada yang bisa kami bantu?” Gugun menyapa perempuan muda itu sambil mengedip-ngedipkan matanya kegenitan. Tante tersebut hanya tersenyum dengan tingkah lucu anak-anak tersebut.

“terima kasih adik, gini tante sedang jalan-jalan sampai nyasar ke desa ini. Berhubung ini udah sore dan tante nggak bisa balik, di desa ini ada hotel atau penginapan nggak ya?”

“Tunggu dulu dong tante cantik, kita kan belum kenalan” kata jenni sambil menyodorkan tangannya.

“Oiya, kenalkan nama tante, Sari. Sari Novita kata tante itu sambil menyalami kelima anak tersebut. Pandawa pun dengan penuh percaya diri menjabat tangan tante Sari sambil menyebutkan nama masing-masing.

Karena di desa chentingsari memang tidak ada hotel ataupun penginapan sang pandawa pun bingung bagaimana menolong teman barunya tersebut. Mereka berfikir dimana kira-kira tante ini akan bermalam.

“sepertinya kalau dirumah kalian semua tidak mungkin. Apalagi dirumahmu Ngashim, bakalan nggak bisa tidur dengerin soundtrack mak izah nanti. Jadi menurut saya paling tepat ya tidur dirumahku wae, iya to?” kata hendra sama teman-temannya.

“Wuuuu… dasar semprul. Ora! Ora tepat nek neng nggonmu. Nanti bapakmu jatuh cintrong piye jal?” Kata Sigit.

Mereka berdebat sangat sengit, seperti para juri pemilihan putri Indonesia yang bingung menentukan pemenang karena jawaban semua peserta sangat menarik. Setelah saling adu argument akhirnya diputuskan kalau tante cantik itu akan dibawa kerumah bu ketan.

Dan sejak kejadian itupun akhirnya tante Sari sering berkunjung ke desa Chentingsari. Bersahabat dengan bu ketan dan genk Pandawa. Dan karena dia pun akhirnya pak Mike bisa mengajar music part time di SD canting.

***

Jam 18.45 pak Mike sudah berada di House of Raminten. Sebagai pengganti honor selama mengajar di SD canting, pak mike mengajak bu ketan untuk ngedate. Namun bu ketan mengajukan syarat agar dikawal seluruh warga sekolahan. Pak Mike memesan tempat untuk seluruh warga sekolah. Pak Mike meminta agar ada sebuah meja ditengah untuk dua kursi. Untuknya dan bu ketan. Dan warga sekolah lain mengitar tempat duduknya.

“Yo uwis ora opo-opo bu ketan. Demi kamu dan demi melihat mbok bon aku rela” pak Mike membatin.

Sementara itu, rombongan dari SD chentingsari sedang dalam perjalanan. Seluruh warga termasuk wali murid tak ada yang tertinggal. Diangkut dengan truck milik pak RW Dalang Bambang P yang biasa buat bawa peralatan wayang kalau mau mentas.

Anak-anak sangat senang. Bernyanyi nggak berhenti. Bukan hanya anak-anak, wali murid dan guru-guru juga senang. Mereka sengaja untuk tidak makan saat berbuka puasa. Hanya air putih saja agar bisa menikmati makanan di restoran yang katanya enak-enak. Sementara itu di depan duduk disamping pak supir yang sedang bekerja, bu ketan sibuk memencet tombol handphonenya, kemudian ia menelpon seseorang.

“Ok, kami sedang dalam perjalanan. Sampai ketemu jam 7 ya Sar”

“Ok, jeng saya juga otw. Sampai ketemu disana”

Sudah bisa dipastikan kan? siapa yang bakal duduk bareng sama pak mike. Dan sudah bisa ditebak, nggak ada candle light dinner yang romantis. Dan pak Mike bukannya dapat honor malah jadi tekor. Terus genk Pandawa bikin ulah apa ya disana? tunggu kisah selanjutnya.

[bersambung]

*Baca juga kisah lainnya di “balada chentingsari”

2 tanggapan pada “Bukannya Dapat Honor Malah Tekor”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *