Lompat ke konten
Home » ‘Dawuk’ Film Pendek Cilacap Penerima Anugerah Film Terbaik dari VIU Short

‘Dawuk’ Film Pendek Cilacap Penerima Anugerah Film Terbaik dari VIU Short

Dawuk film pendek Cilacap penerima anugerah film terbaik dari VIU Short.

Stay home, stay healthy, and stay happy!

Salah satu kegiatan yang bisa meningkatkan imunitas tubuh itu nonton film! Oke, saya setuju. Tapi kalau nonton ke bioskop, saya pilih nanti dulu. Solusinya? Gampang, sambil rebahan nonton film di aplikasi bisa jadi pilihan, kan?

Dalam masa Pandemi gini, film pendek itu jadi trend, lho? Selain film pendek yang viral itu, kalau kita mau nonton ternyata memang banyak sekali film-film pendek yang menarik dan layak banget buat ditonton. Salah satu yang baru saja dapat penghargaan dari VIU Short!, ‘Dawuk’ film pendek karya pelajar Cilacap dan sekitarnya yang keren banget.

Nggak percaya? Lihat aja tuh saat Film Terbaik versi VIU Short diumumkan. Bikin kalian penasaran kan, gimana film Dawuk ini.

Saya merasa beruntung, dengan peserta terbatas bisa nonton filmnya saat rilis 25 Juli 2020 kemarin. Dan bisa hadir juga saat pengumuman penghargaan film terbaik dari VIU Short di Pendopo Kabupaten Cilacap kemarin. Tenang, undangannya sangat terbatas dan dengan penerapan protokol kesehatan ketat!

Sinopsis Film Pendek Dawuk

Sinopsis Film Pendek Dawuk

Film pendek Dawuk ini diangkat dari cerita rakyat lokal Cilacap. Sebuah kesenian tradisional yang sempat populer dan meski sudah jarang tapi masih ada sampai sekarang. Yaitu seorang penari yang menari sambil menggendong boneka kayu. Ada beberapa sebutan bagi yang berbeda bagi kesenian ini antara lain lengger dempet, buncis gendong, dan ada juga yang menyebut dan-dang-kong.

Konon, dahulu ada seorang penari yang selalu mengajak anaknya kemanapun ia pergi. Dan pada suatu hari, anaknya jatuh sakit dan meninggal dunia. Hal ini cukup membuat sang penari terpukul. Lantas ia membuat sebuah boneka dari kayu yang mirip dengan sang anak.

Dawuk, boneka kayu dalam kesenian tradisional Lengger dempet

Sang penari ini, mengamen dari rumah ke rumah dan ternyata dengan cara itu ia bisa menghasilkan banyak uang. Kemudian ditiru oleh banyak orang, sehingga kesenian tradisional ini sempat sangat populer dikalangan masyarakat Cilacap dan sekitarnya.

Jadi film Dawuk merupakan kisah fiksi yang diadaptasi dari mitos/cerita rakyat. Peran utama dari film pendek Dawuk ini adalah seorang Pak Karta yang selalu menggendong boneka kayunya yang bernama Dawuk.

Boneka yang didandani seperti layaknya bocah ini, dianggap oleh pak Karta seolah masih hidup. Digendong, diajak bermain dan dibawa kemanapun pergi untuk mengamen dengan cara menari.

Nasruddin Muddaf pemeran Pak Karta mampu menampilkan perannya dengan sangat apik. Penjiwaannya dapet banget! Saya yang nonton, seolah merasakan kesedihan dan kegoncangan jiwa pak Karta.

Selain mengangkat kisah cerita rakyat Lengger dempet, film pendek Dawuk ini juga dibumbui dengan cerita konflik keluarga antara pak Karta dengan istrinya. Sungguh mengaduk-aduk emosi penonton. Yang gampang mewek siapkan tissue!

Oiya, yang lebih menarik dari film ini karena memang mengangkat urban legend dari Cilacap, maka bahasa yang digunakan juga dalam bahasa lokal Jawa dengan logat banyumasan atau ngapak. Tenang saja, bagi kalian tidak perlu takut roaming karena ada terjemahannya. Heuheu!

Dawuk film pendek Hasil Workshop Pelajar Cilacap dan Sekitarnya

Dawuk Film Pendek Cilacap

Siapa sangka film pendek Dawuk yang keren ini merupakan hasil karya anak muda. Mereka adalah para siswa-siswi dari beberapa sekolah di Cilacap dan Kebumen yang mengikuti workshop di rumah belajar Sangkanparan yang diselenggarakan oleh VIU Short!.

Proses produksi film Dawuk
Foto : Insan Indah Pribadi

Cilacap dipilih bersama dengan 15 kota lain di Indonesia dalam program Viu short! season 2. Program yang diikuti oleh 700 peserta di 16 kota pilihan Viu. Program Viu Short! ini merupakan wahana untuk mengembangkan bakat anak-anak muda di dunia perfilman.

Workshop ini sendiri dilakukan selama 10 hari di bulan Oktober tahun 2019. Ada dua gadis cantik yang menjadi sutradara dan asisten sutrada dibalik suksesnya film Dawuk ini. Shifa Zein Aulia sebagai sutradara dan Nuraini sebagai asisten sutradara.

Proses produksi film Dawuk
Foto : Insan Indah Pribadi

Dan tentu saja, kesuksesan film Dawuk ini merupakan kerjasama crew film yang solid. Yaitu siswa-siswi peserta workshop dan arahan pendamping dari Viu Short! dan Sangkanparan.

Film pendek Dawuk, layak jadi yang terbaik versi Viu Short! season 2

Sesuai video yang saya bagi diatas, film pendek Dawuk ini mendapat predikat sebagai film pendek terbaik. Pak Ilham Habibie selaku ketua dewan juri mengumumkan dengan tanpa basa-basi bahwa Dawuk dari Cilacap menjadi film terbaik.

Penganugerahan film pendek Viu Short! ini dilakukan secara virtual pada hari Jumat tanggal 4 September 2020. Termasuk Bupati Cilacap yang turut bergabung dalam konferensi tersebut.

Meskipun secara virtual, tapi penghargaan ini tetap memberikan efek positif bagi kita semua. Siapa sih yang nggak happy, sebagai orang Cilacap film jagoannya jadi yang terbaik!

Jadi, hasil film pendek dari 16 kota peserta workshop Viu Short! season 2 yang sudah di rilis pada Juli 2020 ini kemudian akan masuk dalam ajang penghargaan. Dipilih dalam kategori film terbaik, film terfavorit dan akan dipilih satu anak peserta workshop untuk mendapat beasiswa full selama empat tahun di IKJ.

Selain menjadi film pendek terbaik, salah satu peserta workshop Cilacap juga dipilih sebagai penerima beasiswa IKJ. Nuraini (asisten sutradara film Dawuk) dipilih oleh dewan juri secara langsung menjadi siswi yang beruntung memperoleh beasiswa.

Nuraini peraih beasiswa IKJ

Apa kata mereka tentang film pendek Dawuk

Pesan Bupati Cilacap

Penyerahan penghargaan film pendek terbaik Dawuk

Bapak H. Tatto Suwarto Pamuji dalam kesempatan penyerahan penghargaan film pendek Viu Short! mengungkapkan rasa bangga dan mengapresiasi hasil karya film Dawuk ini. Dengan peralatan sederhana yang ada di rumah belajar Sangkanparan, bisa menghasilkan karya yang luar biasa.

Pesan pak Bupati, jangan cukup puas sampai disini, tetapi harus selalu berinovasi dan melahirkan karya yang fenomenal. Dan yang penting, beliau meminta agar the amazing local culture atau karakter budaya Cilacap harus ditonjolkan.

Nasruddin Muddaf

Pemeran Pak Karta dalam film pendek Dawuk

Pada saat film Dawuk ini di rilis, mas Udin, sapaan dari Nasruddin Muddaf menyampaikan bahwa ia sendiri merasa kaget dengan hasil film yang ia perankan. Filmnya membuat haru dan mampu mengaduk-aduk emosi penonton. Termasuk dirinya yang merasakan haru biru ketika menonton film ini secara utuh.

Mas Udin hanya berusaha menjalankan akting dengan sebaik-baiknya. Persiapan dalam waktu yang sangat singkat ini ternyata hasilnya luar biasa.

Siapa di balik kesuksesan film pendek Dawuk ini?

Babeh Insan dan Shifa Zein

Kemampuan Presiden Sangkanparan, mas Indah Pribadi yang lebih familiar dengan sapaan babeh bagi anak-anak didik di rumah belajar yang dikelola memang tidak diragukan lagi. Beliau telah melahirkan banyak anak muda berbakat dan melahirkan banyak karya.

Film pendek Dawuk merupakan hasil workshop yang dilaksanakan di sanggar belajar Sangkanparan Cilacap. Saya sih berharap, komunitas Sangkanparan semakin banyak memberikan manfaat, makin sukses, dan tentu mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk terus berkembang.

Shifa Zein, sutradara film pendek Dawuk. Perlu kita apresiasi dong, film garapannya bisa sekeren ini. Semoga sukses dikemudian hari dan melahirkan banyak karya yang lebih baik lagi.

Well, Dawuk ini menarik bukan? Buat kalian yang belum nonton bisa ke Viu atau bisa juga dilihat di video streaming YouTube di viu.com.

Sekian, semoga menambah wawasan tentang film pendek Indonesia. 🙏

Tabik!

27 tanggapan pada “‘Dawuk’ Film Pendek Cilacap Penerima Anugerah Film Terbaik dari VIU Short”

    1. Iya mbak, anak-anak muda berbakat ini mampu menunjukkan bahwa mereka generasi yang produktif bukan generasi yang konsumtif. Semoga saja, jika mereka diberi kesempatan akan melahirkan karya2 yang lebih baik lagi untuk Indonesia

  1. Belum pernah denger urban legend cilacap Dawuk ini (ya tentu krn bukan warga). Mau nonton sekalian obat kangen udah lama ga denger orang ngomong Banyumasan. Senang juga melihat anak muda kerudungan mahir jadi sutradara dan dpt beasiswa ke IKJ. Semoga makin banyak anak muda berbakat yang terfaisilitasi talentanya.

  2. Wah, salut pada semua yang di balik layar Dawuk, calon sineas berbakat semua ini. Semoga nanti jadi pembuat film-film terbaik Indonesia di masa depan
    Kagum sekali ternyata mereka adalah para siswa-siswi dari beberapa sekolah di Cilacap dan Kebumen yang mengikuti workshop di rumah belajar Sangkanparan yang diselenggarakan oleh VIU Short!. Keren sangat!

  3. Film pendek sekarang memang banyak yang bagus. Keren nih film DAWUK ternyata karya dari anak-anak muda ya, semoga ke depan bakal muncul karya-karya menarik lainnya dari mereka. Salut!

  4. Film Dawuk ini sarat dengan pesan moral ya. Cocok digunakan untuk mengedukasi. Selain mengenalkan lebih luas cerita legenda atau cerita rakyak kepada khalayak, terutama generasi muda. Semoga dengan cara ini mereka tambah cinta pada keragaman budaya Indonesia

  5. Ga nyangka deh sineas muda kita ini para remaja yang masih bersekolah yaaa, hasilnya bagus banget. Dawuk ini film edukasi ala tradisional. Anak2 zaman now kudu nonton nih, supaya terinspirasi makna yang tersirat dalam film pendek ini.

  6. kan kan.. ternyata ya emang di VIU ada film pendek dari indonesia. jadi udah lama nih gak buka aplikasi VIU trus pas buka kok ada rekomendasi film pendek dari indonesia.. penasaran akutuh, ternyata emang sebagus itu

  7. Jadi penasaran pengen nonton juga. Film-film pendek karya anak bangsa sekarang ini jadi makin bagus-bagus dan banyak pelajaran yang bisa dipetik. Selain bisa menghargai karya para sineas muda hal ini juga bisa membangkitkan semangat perfilm-an Indonesia lagi.

  8. Waah ternyata yang bikin film pendek masih pelajar ya. Salut banget buat mereka sudah berprestasi di usia muda. Sekarang aku juga kecanduan film-film pendek berbahasa daerah sejak nonton Bu Tejo dengan ‘Tilik’ nya

  9. Salut…
    Perfilman indie saat ini sangat menginspirasi karena jalan ceritanya yang relate banget sama budaya daerah tertentu.
    Dan ini menjadikan penonton smakin “kaya” dengan adat isitadat setiap daerah.

  10. Merinding loh ngebayangin karya anak muda bisa sekeren ini. Itu gimana ya rasanya jadi Nuraini, sampai dapet beasiswa di IKJ. Impian banget kan yaa pastinya untuk dia bisa nembus IKJ gini. Semoga sukses selalu anak muda Indonesia dalam menelurkan karya-karya terbaiknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *