Sudah sebulan ini kelakuan Pak Kardiman berubah aneh. Terkadang ia murung dan menangis sedih. Dilain waktu ia tertawa terbahak-bahak. Tak jarang pula ia lari mengelilingi rumahnya sambil cengengesan.
“Pak Kardiman edan, hilang kewarasan, gila”
Kata-kata itu menjadi ngetrend diantara warga sekampung. Membuat istri dan anak-anaknya menjadi semakin sedih dan malu. Boro-boro untuk membawa berobat pak Kardiman, untuk mencari tempat tinggal yang baru saja susah. Sawah bahkan rumah yang ditempati pun sudah tergadai. Pak Kardiman memang hilang kewarasan sejak ia kalah dalam perhitungan suara pemilihan Kades dikampungnya.
“Ahhh… Seandainya Pak Kardiman menang pun tak akan kalah pusingnya. Ia pusing bagaimana caranya mencari peluang agar cepat dapat duit untuk mengambil sertifikat, bukan sibuk mikirin kita” Begitu obrolan warga yang tak kalah pusingnya memikirkan beban hidup yang semakin menggila.
*) Bukan hanya menimpa Pak Kardiman, tapi banyak disekeliling kita yang hilang kewarasan. Harta dan Jabatan diburu tanpa perhitungan. Hahahahaha…
Just Fiction!!!
hehehe…
betul Mbak, masih banyak Pak Kardiman-Pak Kardiman yg lain..
akibat punya banyak keinginan yang tak difikir pake kewarasan ya hahay… 😀
Ah, Mbak Lina, saya suka dengan format penulisan Mbak yang baru. 🙂 Di akhir postingan selalu ada kalimat penutup yang menyentil dan diberi warna kuning. 😳
hehehehe… itu sebetulnya bukan trik tulisan mas Asop. Tapi saya ragu apa tulisan saya diatas sudah menggambarkan sesuatu yang ingin saya sampaikan…
makasih yaaaa kalau ternyata itu jadi bikin menarik 😀