Lompat ke konten
Home » Nge-review #NotesFromQatar

Nge-review #NotesFromQatar

Lama banget nggak update Blog!!!!!!
Bukannya punya kesibukan jadi blognya terlantar, tapi karena banyak nganggur dan bingung jadi nggak ngerti mau nulis apa. Yah disyukuri saja… karena nganggur jadi sempet buka-buka buku di rumah. Mungkin belajar nulisnya dari nge-review buku dulu ya…

Notes From Qatar

#NFQ
#NFQ

Mungkin banyak banget yang udah tau buku yang satu ini. Kalau ada yang belom tau… R U G I deh! Dan yang bikin aku seneng… buku aku ini ada tanda tangan Muhammad Assad si penulisnya lho…. hohoho.

Tentang apa siy buku Notes From Qatar?
Buku Notes From Qatar itu sebetulnya catatan-catatan Assad selama di Qatar dalam blognya. Dan memang sangat-sangat layak untuk dibukukan. Catatan-catatannya syarat manfaat. Meskipun cerita-cerita yang ada di blog-nya itu adalah catatan tentang diri dia, tapi tulisannya bukan sekedar curhat lebay. Ini sangat lebih dari itu.

Assad, seorang pemuda Indonesia yang luar biasa, cerdas, berwawasan luas dan mempunyai pengetahuan agama yang dalam. Semoga nanti menjadi pemimpin bangsa yang bisa membawa Indonesia menuju perubahan.

Muhammad Assad menuliskan pengalaman hidupnya dengan bahasa yang santai dan enak untuk diikuti. Bagusnya lagi… dia banyak memasukan ayat Quran dan Hadist yang sesuai dengan tema tulisan. Dan sekali lagi dia berhasil menuliskannya dengan bagus, tak ada kesan menggurui.

Hampir semua cerita di buku itu aku suka. Tapi seperti kebanyakan orang tulisan tentang Dahsyatnya Sedekah memang paling TOP. Cerita tentang tiket pertandingan sepak bola Inggris vs Brazil, Gratis!!!!

Salah satu kebiasaan saya disaat menginginkan sesuatu adalah memancingnya dengan sedekah. Apapun itu. Dari mulai bisnis, beasiswa, sampe mau dapetin tiket gratis ini. Kenapa? Karena Allah SWT telah menjelaskan bahwa sedekah mempunyai banyak kelebihan, diantaranya menambah rejeki, menghindarkan bala dan musibah, memanjangkan umur dan berbagai keutamaan lainnya. Jadi kita pakai saja janji-Nya tersebut, dan apakah salah kalau kita mengharapkan sesuatu hanya dari Allah SWT berdasarkan janji-janjiNya? Bukankah Dia yang Maha Berkuasa dan tidak pernah mengingkari janji?

Saya cukup heran saat mendengar banyak orang yang bilang bahwa sedekah dengan mengharapkan sesuatu dari Allah SWT adalah dilarang dan tidak diperbolehkan, karena ujungnya nanti ga ikhlas. Kalo kata saya, kenapa gitu? Bukankan Dia sendiri yang telah menjanjikan hal tersebut. (Hal: 23)

Betul juga apa yang dia tulis… nggak salah kan ya? hehehehe…. Karena terbukti juga pancingan dia membuahkan hasil.

Pada hari Kamis pagi, sebelum berangkat kuliah, uang di dompet tinggal sekitar 56 QR, karena emang blom ngambil lagi di ATM. Akhirnya antara ikhlas dan ga ikhlas (maksudnya agak berat ngeluarinnya), uang 50 QR saya sedekahkan, jadi ya tinggal 6 QR di dompet. Inilah yang saya sebut benar-benar bersedekah, yaitu di saat kita berat untuk mengeluarkan uang. Saat mengeluarkan 50QR tersebut hati saya benar-benar ikhlas, tapi sempat juga terbersit harapan dan berdoa dalam hati ingin menonton di kursi VIP yang seharga 500QR. Logikanya ya 10% dari 500 kan 50, dan ini kan minimal, yang berarti bisa lebih alias nonton di kursi VVIP seharga 700 QR. (hal: 25)

Terbukti kan??? Mariiiii perbanyak sedekahhhh!!!!
Lanjut…

Cerita lain yang aku suka adalah 3P’s Secret for Scholarship Hunter.  Mungkin banyak yang berfikir, memang mudah jalan orang kalau pandai. Ternyata tidaaaakkk! Assad juga berjuang mati-matian saat berburu beasiswa S1-nya. Dan dia membocorkan rahasianya itu 3P. Positive, Persistance, Pray. Itu kuncinya. Dan penutup ceritanya aku suka banget.

Ikhtiar-Tawakkal-Doa. Ikhtiar adalah usaha maksimal kita sampai bener-bener mentok tok tok. Tawakkal adalah penyerahan diri kita kepada Sang Penguasa. Doa adalah bentuk kehambaan kita yang merasa lemah dan tak mampu berbuat banyak tanpa pertolongan Allah Swt. (hal: 15)

Hal itu berlaku untuk semua aspek kehidupan tentunya, bukan hanya untuk mengejar beasiswa.
Lalu ada lagi cerita yang bagus, Adversity Quotiens.
Sebuah teori bentuk kecerdasan yang baru aku dapet. Fiuuuuhhhh! selama ini cuman tau IQ, EQ, dan SQ. Dan ternyata udah ada lagi yang baru.

The time goes by. Kecerdasan IQ, EQ, dan SQ ternyata tidaklah cukup. Ada orang yang cerdas secara intelektual (IQ), pandai bergaul dan mengendalikan emosi (EQ) serta memiliki pemahaman mendalam atas agama yang dianutnya dengan baik (SQ), namun ternyata tetap gagal karena tidak kuat bertahan dalam iklim yang keras serta penuh persaingan. Mereka yang sanggup bertahan dan menaklukkan segala tangangan adalah mereka yang memiliki suatu jenis kecerdasan terbaru yang bernama Adversity Quotient. Konsep ini diperkenalkan oleh Paul Stoltz, Ph.D.

AQ adalah kecerdasan yang diperoleh seseorang setelah mengalami kesusahan dan kegetiran hidup. Orang-orang yang memiliki kecerdasan AQ akan mengubah segala ringangan dan tantangan dalam hidupnya menjadi sebuah kesempatan. (hal:162).

Perkembangan ilmu pengetahuan memang cepat berkembang. Untuk itulah kita wajib hukumnya untuk selalu belajar. Pas dengan catatan Assad yang berjudul Pembelajar Seumur Hidup.

Otak kita seperti otot, akan semakin berkembang bila terus digunakan dan menciut kalau tidak dilatih. Otot bisa semakin membesar saat kita melatih otot fisik. Begitu juga jika melatih otak kita. Semakin kita banyak belajar, semakin banyak yang bisa dipelajari. Semakin banyak hal yang dipelajari, semakin sadar bahwa ilmu kita sangatlah sedikit. Jika kita mendedikasikan diri sebagai seorang pembelajar, semakin mudah untuk menyerap ilmu dan lebih banyak lagi. (hal: 288)

—————————–
Lumayan, cukup berolah raga jari-jari tanganku. Sampai situ aja review notes from Qatar. Buat yang belom baca bukunya, Wajib Bacaaaa!!!!!! Untuk penulisnya, Semoga makin sukses dan istiqomah dan bermanfaat bagi umat. Amin
Cilacap, 02-02-2011
Lina Sophy

Tag:

2 tanggapan pada “Nge-review #NotesFromQatar”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *