Nglanggeran Weekend Kemarin

Sejak dulu, tiap kali anak-anak canting bertualang… emm, aku sih ngerasa biasa saja, nggak pengen ikutan. Alasannya Takut Capek! huahaha… Payah! Emang!
Mau susur pantai, mau canyoning, mau naik gunung. Enggak ahh. Masih berat untuk ninggalin aktifitas tidur berselimut dari pada capek-capek di luar sono. Sekali lagi. Payah banget! Biarin!
Dan sayangnya anak canting nggak ada yang berhobi sama dengan kegiatan outdoor favoritku alias nongkrong dipinggir kolam atau kali atau laut megangin joran. Kalian payah! Hahahaha!
Tapiiiiiiiii… sepulang dari cavetubing kalisuci dulu, lewat bukit bintang. Sepertinya seru juga. Kapan-kapan Nglanggeran boleh juga di coba. So, pas ada rencana pengalihan camping untuk merayakan canting yang ke-2 dengan semangat kukatakan NGANGGERAN. Plis deh… nggak usah lebay, Nglanggeran bukan gunung, tapi bukit, bekas gunung. Haha!
Mulai searching di google. Jadi Nglanggeran itu adalah bekas gunung api jaman purba. Batu-batu peninggalan segede-gede gunung. Agak ciut nyali tapi nggak apa-apa di coba.
Sabtu, 11 Februari 2012
Sejak pagi sudah semangat nih persiapan mau camping. Mesti ambil pit motor di tempat Baby Ika. Siang harinya di tempat semediku di kaki merapi kok gelap dan mendung. Langsung turun saja dari pada batal. Sampai depan Amplas, hujaaaaaaannn gede. Kasihan deh ibu-ibu warteg tempat aku berteduh. Jemurannya basah semuaaaa, soalnya hujan datang tanpa pertanda.
Depan JEC
Numpang duduk di pos satpam sebelah timur. Ngobrol nggak jelas sambil nunggu anak-anak ngumpul. Dan berdoa semoga di sana tak hujan. Nggak mau bayangin jika camping di sana hujan, kondisi seperti itu sudah cukup aku rasakan jaman sekolah dulu saja ya! Setiap camping pramuka pasti hujan.
Nglanggeran saat senja.

Leyeh-leyeh sebelom naik di pos bawah sambil nunggu semua siap. Eh jadi inget, aku masih utang sama ibu koordinator Sash nih belom bayar loket.
Baru 1/10 perjalanan sudah capek begini… apakah kuat? rasanya nafas sudah sangat tersengal-sengal. Mana gerimis, licin, dingin. Mau balik? Huks… Malu deh sama Baby Ika, dengan tangan masih di gendong, yang sesaat sebelomnya baru buka gips dan sempat mau pingsan. Tepat jalan didepanku, kuat, semangat, nggak ngeluh. Malah bawain jas hujanku segala. Lalu di belakang ada Umi tanpa Abi yang heboh ngasih semangat. Ayo mba Lina, bisaaaa! makasih buat kalian yaaaaaa…

Sampai di pos 1. Cantingers “petualang” sudah menyiapkan tenda. Duduk-duduk di batu, sambil menikmati pemandangan lampu kota yang berkelap-kelip. Romantis juga #eaaaa

Aku memilih tidak masuk tenda. Alhamdulillah tidak hujan, bisa ngerumpi sambil leyeh-leyeh menikmati kacang asin dari magetan bekalnya si Izzah sambil nunggu cantingers laki bawa kayu bakar dari bawah.

Yang tidur boleh. Yang ngopi boleh. Yang ngerumpi boleh. Acara ritual akan dimulai tengah malam, dan beberapa teman yang datang nyusul juga mulai menampakkan diri. Kalau sudah ngumpul begini sudah pasti ada sesi curhat berjamaah. Eh enggak juga ding, lebih banyak ngecengin si mas cakil secara dia cantingers ter-Galau malam itu.

Saat Tengah Malam.
Mas Cakil sebagai MC memulai acara ora mutu (yo mutu neng rendah). Eh ini acara ulang tahun ya? hahahaha… Eh nggak terasa udah 2 tahun kita barengan.
Sedikit flashback. 12 Feb 2010, seorang bayi mungil canting kala itu dilahirkan. Aku kangen saat itu…

Kalau nggak salah saat itu ada juga mas Wiwit Pray sama teman mas Tosse. Jujur aku kangen dengan kehadiran mas Yo. Kamu lucu lho mas, sueeerrr deh! Kapan-kapan ngumpul lagi tuks mas Yo…
Hari-hari tak lagi sepi. Soalnya kala itu aku sedang menerima hadiah luar biasa juga dari Tuhan. Hadiah apa tuh? pokoknya sangat istimewa. Maaf konsumsi pribadi. Eiiiiiiiiiiittttttt… No Curhat! Hahahahaha! Aku bahagiaaaaa #Ngooooookkkk
Kebersamaan dengan canting ini betul-betul anugrah buat aku. Nongkrong. Keluyuran. Nggak Jelas. Memang sangat nggak jelas. Apa yang di dapat dari nongkrong tengah malam di 0 km Jogja? Ya nggak ada kecuali senang-senang dan bahagia. Ora Jelas.

Canting itu senang-senang. Canting itu nggak jelas. Canting itu jalan-jalan. Canting itu suka-suka. Canting itu senyum. Canting itu bermimpi. Canting itu berbagi. Dan canting itu mengubah hal yang buruk tidak menyenangkan menjadi hal yang menyenangkan.
Ultah canting yang pertama, setahun lalu aku nggak ikutan. Jadi no photo. Wong nggak ada akunya kok ngapain di pasang. Hahahahaha! habisnya nggak ikut ngerasain tumpengannya.
Hal terbesar apa yang canting raih? hahahaha. Jadi teringat saat ditanyain wartawan HarJo. Si Mbak wartawan yang ayu itu bingung dengan jawaban-jawaban yang tak jelas.
Back to Nglanggeran.
Acaranya sangat meriaaaaaahhh dan berkelas. Opo iyo? Hahahaha… Seperti tahun-tahun sebelumnya ada penganugrahan kepada cantingers terpilih dalam Canting Award. Opo meneh iki to?

tengok aja reportase keren dan lengkap cantingers yang lain, soalnya aku bingung kategorinya lupa, hahahaha.
Punya mamake nDemin aka Rina TL :
http://rinatrilestari.wordpress.com/2012/02/13/canting-1000-burung-kertas-dan-1000-mimpi/
Punya Izzah :
http://muda.kompasiana.com/2012/02/13/canting-meniup-lilin-di-puncak-nglanggeran-dan-bakti-sosial-di-dukuh-ripungan/
Punya Sash :
http://ranselhitam.wordpress.com/2012/02/16/banyak-cinta-harapan-kala-mendua/
Selain acara ultah canting di puncak Nglanggeran juga ada acara launching Buku “NDEMIN SAK LAWASE” selamaaaaaattt ya mbak Rina, jangan lupa pada beli bukunya yaaaa… #eh aku nunggu gratisan lho yaaaa, maklum lagi kere hahahaha, tapi takut kena sumpah serapahmu waktu di sono euy, ntar yeee kalau ada rizki pasti beli deh.

Ada juga acara Inagurasi SapuSothil Corp. dari dewan direksinya. Sukses ya untuk mimpi-mimpinya, semoga lekas terwujuuuuudddd…
Acara belom kelar sampai situ… Yang tidur monggo, yang begadang ayoooo…

Sampai lepas subuh, setelah cari tempat buang pip. Kami naik mengejar sunrise. Nggak takut soalnya masih gelap. Pokoknya jalan aja ngikutin jalan setapak. Dan sampailah di atas bukit. Daaaaaaaannnn… Lutut mulai gemetaran, Kepala pusing dan berputar-putar, Perut muaaaaal. Bukan hanya masalah tingginya. Tapi lihat sekeliling, semua jurang. Batu-batu besar. Langsung kepikitan tiba-tiba makhluk serupa kadal-kadal raksasa, dinosaurus dan kawan-kawannya datang. Eh di tertawakan, katanya kartuuuuuun banget mbaaaaaa! Huh!

Dan marilah kita turun. Aku takuuuuuuuuuuuuuuttttt… ternyata turun gunung lebih mengerikan dari pada naiknya! Tapi tenang ada pahlawanku… Mas Dedy! tetaplah di depanku, jadi kalau aku kepeleset badanmu yang besar akan menahan, dan jika dirimu terpeleset aku nggak bakal ketimpa. Hehehe… Licik ya? Biarin!

Dari Nglanggeran meluncur menuju Ripungan. Canting baksos disana bekerja sama dengan PMI Jogja. Keren banget yaaaaa… hahahaha! Maksudnya yang keren PMI.

Bubaaaaaaaarrrr!!! Bubaaaaaaaarrrrrr! Ora Mutuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!!
Untuk Canting HBD semoga kebersamaan ini terjaga dan berbuah manfaat untuk kita dan sesama. SemangArt!
Bu Ketz Chentingsari
Feb, 2012