Langit senja yang cerah
menyajikan warna yang begitu mempesona
aku terpukau,
bagaimana aku tidak takluk pada sang pencipta-Nya
mari, kita menjaring cerita
menggunakan sepeda motor tua
menarik gas pelan-pelan
kita akan menikmati sajian senja kali ini dengan cara yang berbeda
Aku tak suka kemacetan jalan raya
bermacam kendaraan berderet-deret
suara klakson menjerit-jerit
asap membudal menyebalkan
belok kiri menuju perkampungan
Di lapangan ujung desa
anak-anak lelaki masih saja memainkan bola dengan riang
meski peluh bercucuran
lalu di depan sebuah rumah, masih di ujung desa
seorang ibu paroh baya berteriak kencang
memanggil-manggil anaknya supaya lekas pulang jelang petang
Sepeda motor tua tetap melaju pelan
di balik sebuah jendela kutangkap sebuah kisah
seorang ayah, sepulang kerja, kelelahan
disambut dengan senyum Istri dan secangkir teh hangat,
riang dan ceria anak-anak
maka bergantilah lelah dengan kesukaan
asap mengepul di dapur
kukira seorang ibu sedang sibuk disana
mempersiapkan jamuan malam yang spesial
di pematang sawah, beberapa petani berjalan beriringan
Para penggembalapun menggiring gembalaan
angin senja menerpa wajah,
menghilangkan keringat dan sedikit mengobati lelah
Suara Adzan berkumandang
namun seperti biasanya,
hanya laki-laki dan perempuan tua yang terlihat berjalan menuju tempat sembahyang
dan si motor tua pun mesti masuk kandang
Senja kemarin lusa
Februari 2012
keren mba.. ta cerna dulu
oh… ternyata kamu khilaf ya, ninggalin komen “keren” sebelum mencerna dan meninggalkan komentar di YM ya? hahahahahahahaha… dan komentarmu tuh membuatku sadar, kl diriku bagusnya nulis humor saja ๐
emm…*harusnya kopi hitam..dan mengepus di mulut yang senyum..* hahaha
ternyata…:D
@omnya Usman: jiaaaahhhh, hm… yang udah susah sekali dihubungi! Nggak ada kopi, kalau sore2 enaknya nge-Teh…
itu “ternyata” apa mang… tulisannya lucu juga ya? hahahaha… ini lg eksperimen nulis asal dengan cara yang berbeda… ๐
hahaha…..minggu depan mngkn dah mampang satu lg yg ky gini d sini