Selamat Siang,
Akhir tahun kalian liburan kemana?
Waktu ngeblog telah tiba, horeee horeee hatiku gembira. Dari tadi nungguin bocil KOTugas dan sekarang meski capek tapi dalam hati sudah diniatkan tiap weekend mau menyempatkan diri sejenak untuk menulis jadi dipaksain lah sebentar. Membuang rasa bosan, menyalurkan gelisah, dan yang pasti belajar lagi dari awal menulis. Saking lamanya berhenti semua jadi kaku, bengong dulu lama di depan laptop sebelum menulis.
Begini, saya sejak punya anak memang benar-benar sudah jadi pengangguran. Tidak lagi dan memang tidak ingin berkarir di luaran (kecuali ada sebab lain yang saya tidak bisa mengingkari — atau pilihan terbaik — atau saya tidak punya pilihan lain). Dulu saat baru menikah, diawal 2014 sempat terjebak di dunia perbankan selama 9 hari. Sangat buruk dan tidak enak, mungkin lain kali bisa ditulis pengalaman ini.
Pengangguran memang jadi pilihan saya. Fokus kehamilan dan pasca melahirkan. Mengasuh sendiri bayiku, itu cita-cita dari dulu yang harus diwujudkan. Aaaakkk mau tahu gimana rasanya sehari 24 jam bersama dan sepanjang waktu? Amazing! Nano-nano banget rasanya. Saat bayi masih OK lah, nyenengin meski badan kurang tidur dsb. Nah agak gedean dikit, saat anak dalam keadaan”rusuh maksimal” maka mental, kepekaan, kesabaran, kesabaran, dan kesabaran itu paling dibutuhkan. Ok, ini tidak bisa ditawar.
Tugas anak adalah bermain.
Kata-kata itu dulu katanya pernah aku ucapkan untuk menasehati seorang teman. Jadi, ketika aku mulai berkeluh kesah tentang kekhawatiran mengenai tumbuh kembang anak dengan santainya dia balikan kata-kata ajaib itu. Tugas anak hanya bermain. Ok, saya diam dan mencoba mengingat-ingat. Iyakah saya pernah bilang begitu?
Kenapa bermain? karena dengan anak-anak bermain mereka belajar banyak hal. Nggak perlu lah kita bahas lagi teorinya. Tinggal googling aja istilah bermain sambal belajar atau playing by doing, bakal muncul banyak penjelasan.
Tugas orang tua memilah permainan yang tepat untuk anak.
Nah ini yang terpenting. Memilah “main” yang tepat untuk anak kita yang sesuai dengan masa tumbuh kembangnya. Disini saya dituntut untuk mengasah kreatifitas diri. Nggak mungkin kan anak cuma main gitu-gitu saja. Karena sulthon masih dibawah 2 tahun yang penting buat saya bisa stimulasi perkembangan motoriknya, bahasanya dan perilakunya. Nggak muluk-muluk harapan saya sama Sulthon ketika besar nanti. Jadilah anak yang berakhlak baik dan kuat. Dan untuk mewujudkan harapan-harapan itu sebagai orang tua yang bijak sudah selayaknya kita terus belajar.
Soleeeh ya anakku! Aamiin.