Lompat ke konten
Home » Workshop Content Creator : Menggali Ilmu dari Ahlinya

Workshop Content Creator : Menggali Ilmu dari Ahlinya

Sebelum bikin reportase kegiatan workshop content creator bareng Kemdikbud, boleh dong ya saya curcol dikit dulu.

Yess, saya baru saja pindahan rumah baru dari blog gratisan ke domain berbayar. Demi apah? Ya demi terlihat lebih kece kayak blogger masa kini. Masa iya dari 10 tahun lalu join wordpress masih pakai yang gratisan saja. So, karena masih masa transisi belum beres soal pindah data, jadinya blog ini masih kosong dan tampilannya belum enak dipandang.

Okeee, curcolnya cukup! Kembali ke topik nulis report acara workshop Content Creator kemarin.

Saya merasa menjadi salah satu blogger yang beruntung bisa ikutan dalam acaranya Kemdikbud kemarin. Acaranya digelar dari tanggal 18-20 Desember 2018, di hotel Jayakarta Yogyakarta. Gimana nggak beruntung kalau dalam acara tersebut feedback yang kita dapat sangat banyak, nambah ilmu, nambah pengetahuan, nambah pengalaman, dapat buku gratis, nambah lagi teman, dan bonusnya ketemu sang IDOLA.

Day – 1 — Evaluasi Program Pendidikan Keluarga 2018

Foto dokumen pribadi

Dalam acara pembukaan kegiatan workshop ini, saya baru mengerti bahwa pesertanya bukan hanya dari blogger. Malam itu kita disatukan dalam satu forum bersama para pelaksana program bindikkel yang diikuti oleh 21 provinsi dan 40an kabupaten/kota dari dinas pendidikan. Sambil menunggu kehadiran Bapak Direktur yang telat karena delay pesawat, acara tetap berjalan sambil mendengarkan sharing beberapa laporan hasil evaluasi yang disampaikan, ada dari Jakarta, Sulawesi Barat, Sleman, Kulon Progo, dan Kebumen.

Dari apa yang disampaikan malam itu, banyak informasi menarik yang kita dapat. Baik itu yang berupa permasalahan penerapan program pendidikan keluarga maupun praktik baik yang sudah berjalan.

Permasalahan yang masih terjadi dibeberapa wilayah pada umumnya masih sama, menyangkut masalah kedinasan. Koordinasi. Ada yang berpendapat bahwa koordinasi itu adalah sebuah kata yang indah akan tetapi memang sulit sekali diwujudkan. Adanya sikap lepas tanggung jawab dan kurangnya penilik dari dinas membuat koordinasi ditingkat dinas menjadi kurang optimal.

Program pendidikan keluarga masuk ranah pendidikan non formal akan tetapi implementasi masuk ke pendidikan formal, nah dari situlah banyak muncul permasalahan. Padahal, menurut penjelasan bapak dirjen bahwa ini sebenarnya adalah strategi yang dibuat dalam pelaksanaan program pendidikan keluarga. Sasaran utama program ini adalah orang tua, dan jalan terbaik melalui tingkat satuan pendidikan (sekolah).

Selain permasalahan, ada juga praktik baik yang sudah berjalan dari program pendidikan keluarga ini. Seperti yang dipaparkan wakil dari Dinas Pendidikan Sleman dan Kulonprogo. Adanya program jam belajar masyarakat, tidak adanya iklan rokok disetiap acara pemuda, adanya kelompok belajar ditingkat lingkungan sekitar. Hasilnya menurut pak Eko, tawuran ditingkat pelajar semakin menipis. Tapi keberhasilan ini juga karena dukungan dari organisasi perangkat daerah.

Dari forum malam itu juga disampaikan bahwa untuk mengawal anak Indonesia menjadi generasi yang lebih baik membutuhkan tenaga yang sangat besar.

Oke ya, itu hasil yang bisa saya tangkap dari acara pembukaan workshop. Ilmu, ini informasi yang menarik banget ngasih kita wawasan tentang pentingnya pendidikan keluarga. Tanggung jawab pendidikan anak kita memang ada dipundak kita, orang tuanya. Sudah seharusnya, keterlibatan kita dalam pendidikan lebih besar porsinya. Bukan karena sudah nyekolahin anak, lalu merasa tanggung jawab sudah gugur. Oiya, kalau mau nambah ilmu tentang pendidikan keluarga bisa baca-baca laman sahabat keluarga Kemendikbud.

Day – 2 — Belajar menulis esai dari kang Gol A Gong

Yesssssss! Akhirnya bisa ketemu langsung sama kang Gol A Gong. Seneng banget lah ya? Kalau digambarkan, hatiku bagai loncat koprol deh.

Foto dokumen pribadi

Itu beberapa koleksi buku saya karya kang Gong. Sebetulnya kemarin sebelum berangkat sudah kepikiran mau bawa buku bundelan balada si Roy buat ditanda tangani. Tapi kok ya berat dan menuh-menuhin tas. Untungnya, kang Gong bawa buku revisi Joy dan buku barunya. Jadi tetep bisa beli langsung.

Foto dokumen pribadi

Fyi, kode tangan kita bukan kampanye politik lho ya? Itu kampanye untuk Literasi. Siapa dan bagaimana kang Gol A Gong? Pasti kalian sudah tau lah ya? Generasi tahun 80an dan 90an pasti paham. Tambahan dari saya, kang Gong ini ramah dan baik sekali.

Jadi, acara kita kemarin di hari kedua sangat menyenangkan. Belajar menulis esai langsung dari beliau.

Apa sih nulis esai ini? Nggak perlu dihafalin definisinya. Esai itu lahir dari kegelisahan kita. Eh itu yang suka galau, daripada stress mending bikin esai. Ini kata kang Gong juga lho ya?

Esai ini bagian dari tulisan jurnalistik. Sebuah opini dan solusi dari seseorang, merupakan fakta tetapi dituliskan dengan gaya fiksi sehingga solusi yang diberikan tidak menyakiti.

Proses menulis esai menurut kang Gong itu begini:

  • Persiapan menulis (riset lapangan dan riset pustaka)
  • Menulis, setelah semua bahan terkumpul, membuat outline, lalu mulai menulis.
  • Revisi, tidak ada karya yang sukses yang tidak melewati revisi.

Jadi yang kepengen belajar nulis esai, cusss dimulai.

Oiya, selain ngasih materi soal nulis esai, kang Gong juga sempat membagikan praktik baik kegiatan parenting dalam keluarganya. Baik dari cara ayah dan ibunya mendidik, juga bagaimana beliau mendidik anak-anak dirumah. Satu hal yang menarik adalah cara ayah beliau mendidik kang Gong, kegiatan rutin bada’ subuh adalah olahraga dan membaca buku sejak kecil. Alasannya dengan olahraga dan baca buku, kalau badan sehat pikiran logis dan ditambah ilmu hasil membaca jadinya cerdas. Hasilnya? ya bisa dilihat dari segudang prestasi dari kang Gong.

Day – 3 — How to make a movie (belajar dari mas Iqbal dari #filmmakermuslim)

Foto dokumen pribadi

Sebenarnya dari hari kedua sore kita mulai sesi belajar bikin film. Kemarin kita sempat mengunjungi tebing breksi. Makin asyik ni acara workshop, kita bisa belajar sambil refreshing. Di lokasi tebing breksi ini juga banyak banget spot foto yang bagus.

Disana mas Iqbal ngasih sedikit perkenalan dan langsung ngasih tugas kepeserta yang dibagi beberapa kelompok buat bikin video durasi 1 menit dengan tema bebas. Saya? Celingukan nggak ngerti apa-apa. Wahaha.

Untungnya teman sekelompok baik, ada mbak Sulis, mbak Dini dan mbak Tanti. Meski masih amatiran jadi lah videonya. Mbak Dini sih sempat bilang sebelum presentasi, siap kecewa lihat hasilnya. Harusnya mah nggak perlu berkecil hati, PeDe aja lagi!

Oke, kembali ke mas Iqbal. Mas Iqbal ini dari film maker muslim. Itu loh yang punya karya cinta subuh, film pendek yang meledak di YouTube.

Mas Iqbal cerita, sebenarnya film cinta subuh ini dibuat sebagai film persembahan terakhir karena merasa sudah gagal dari karya-karya sebelumnya. Etapi diluar dugaan, sukses besar dan film ini jadi momentum dimulainya keberhasilan #filmmakermuslim.

Film itu gambar yang bergerak. Dalam film kita bisa mengarahkan persepsi penonton. Setiap ukuran gambar ada maknanya sendiri. Agar penonton dapat merasakan feel apa yang ingin kita sampaikan. Materi itulah yang dibahas sama mas Iqbal.

Eh, yang bikin makin seru kita sempat nonton bareng film cinta subuh ini. Dan katanya juga film ini cuma ngabisin budget 200 ribu doang. Gilak yaaaah? Gih, YouTubers pada semangat belajar bikin film. Yang mendidik yaa!

Kalau saya? Nah ini, sejak kemarin itu langsung download aplikasi edit video gratisan. Postingan di Instagram jadi ada videonya yang pakai sentuhan editing. Ada lagunya pula, bahagiaaaaa! Norak ah! Wahaha.

Foto Dok.Fuji Rahman Nugroho

Terimakasih banyak untuk semuaaaa, atas kesempatan buat saya belajar. Kemdikbud, KEB, kang Gol A Gong, mas Iqbal, dan teman-teman semua. ??

41 tanggapan pada “Workshop Content Creator : Menggali Ilmu dari Ahlinya”

    1. Iyes mas Gun, saat kita capek, pesimis, patah semangat jadi semacam punya energi baru pakai quote positif macam ini. Aku seneng lihat perkembangan dirimu, makin sukses yaaaa ?

  1. Cinta Subuh. Saya suka. Dan skrg jadi sapskribernya. Hahaha…

    Mbak Lina penggiat literasi masyarakat juga? Kalo saya baru sebatas rumah baca. Inipun yg jaga baru 1 org. Maklum, ownernya tukang ukur jalan. Hehehe…

    Pastinya banyak ilmu yg kita dapat kemarin. Apalagi yg dapat hadiah. Tapi alhamdulillah saya bisa kopdar dg teman² baru. Meski sebagian sudah kenal di dumay.

    Salam
    @nuzululpunya

    1. Bukan mas, perpustakaan pribadi aja, tapi lumayanlah koleksinya, biasa dimanfaatkan anak2 kecil sekitar rumah. Ada bisnis buku online juga sama teman di FB Aruna Omahbuku.

      Alhamdulillah ya mas bisa dapat ilmu langsung dari ahlinya. Sukses terus untuk panjenengan, semoga bisa ikutan event lagi jd bisa kopdar lg sama temen2 🙂

  2. Allhamdulillah mbak LIna dikasih kesempatan untuk ikutan workshop content creator bareng Kemdikbud.
    Koordinasi memang sulit2 mudah ya mbak kalau semua pihak yang ikut tidak bertanggung jawab. Nah,bener banget sebagai orang tua gak cuma mengeluarkan uang buat nyekolahin anak tapi punya tanggung jawab juga untuk mendampingi dan mengajarinya. Asyik ya di workshopnya bisa ketemu Kang Gola Gong juga.

  3. Waah, emang keren dan seneng banget ya berkesempatan belajar bareng Gol A Gong. Eh btw aku jadi penasaran sama pelem Cinta Subuh, langsung browsing.
    Udah gitu jalan2 pulaaa, ahh nikmat apalagi yang kau dustakan..

  4. Iya ya, sekarang tawuran pelajar udah berkurang. Semoga dengan pendidikan keluarga yang bersinergi dengan kurikulum sekolah bisa mengurangi tingkah laku negatif anak muda.
    Acaranya bergizi ya, kompliit ada sesi jalan-jalan plus nulis esai

  5. Wah seru banget acaranya, jadi tambah ilmu ya Mbak…
    Ini perlu dibantu apa pindahan rumahnya biar cepet kelar..bantu doa aja ya
    Terus semangat berbagi kebaikan pada sesama lewat rumah mayanya. Semoga makin sukses yaaaa

  6. Seru banget bisa ketemu Golagong dan belajar nulis serta video dr ahlinya kyk gtu mbak 😀
    Wah ternyata utk nulis butuh riset dan jg ada revisi2 ya. Bisa nih tipsnya diterapkan buat nulis blog jg, aku kadang males revisi haha 😛
    TFS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *