Selamat malam pembaca linatussophy.com
Ketika aku sedang menyusun kubus, Jangan katakan aku “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain. Tentang keseimbangan dan bentuk.
Ketika aku sedang berpakaian lengkap membuat rumah-rumahan, Lalu bermain boneka bayi, Jangan Katakan aku “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain, Untuk menjadi Ibu dan Ayah suatu hari nanti.
Ketika kau lihat aku duduk disebuah kursi, “Membaca Keras-keras” didepan penonton khayal, Tolong jangan tertawa dan mengira aku “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain, Aku mungkin menjadi Guru suatu hari nanti.
Ketika kau lihat aku sibuk dengan teka-teki, atau ketahuan “Memainkan Sesuatu disekolah, Tolong jangan merasa aku membuang waktu untuk “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain, Aku belajar memecahkan masalah dan berkonsentrasi, Siapa tahu aku kelak aku jadi Pengusaha
Ketika kau lihat aku belajar melompat, berlari dan memanjat, Tolong jangan katakan aku “Hanya Bermain”, Karena seperti kau lihat, Aku belajar sambil bermain, Aku berlajar tentang bagaimana tubuhku, Mungkin saja suatu hari nanti aku menjadi Dokter, Perawat atau Atlet
Ketika kau bertanya apa yang kau kerjakan disekolah hari ini, Dan aku menjawab”Aku Hanya Bermain”, Tolong jangan salah mengerti, Karena seperti kau lihat aku belajar sambil bermain, Aku belajar menikmati hidup sambil meraih sukses dalam bekerja, Aku menyiapkan diri untuk masa depan
SAAT INI AKU ANAK-ANAK, DAN TUGASKU MEMANG BERMAIN
( A. Wadley)
Saya mendapatkan tulisan itu saat ikut Diklat Pendidik Paud Provinsi Jawa Tengah tahun 2008. Dan langsung merasa tercerahkan bahwa memang tugas anak-anak sejatinya memang bermain. Karena dengan bermain itulah, anak sekaligus sedang belajar.
Bermain. Kenapa harus bermain? Simpel banget, sudah fitrahnya. Bermain bagi anak-anak itu sebuah rutinitas kegiatan atau kerja selayaknya kita orang dewasa. Dan seluruh anak-anak di dunia, pasti bermain. Iya, kan?
Well, nggak perlu bahas terlalu formal ya, yang penting kita paham tentang konsep “playing by doing”. Dan karena kita sekarang tahu bahwa ketika anak sedang bermain apapun, disitulah anak sedang mempelajari sesuatu. Pasti dong kita sebagai orang tua nggak lagi menyepelekan kegiatannya, nggak ngasih anak-anak asal main atau asal diem terus ngasih gadget sepanjang hari. Karena banyak anak-anak jaman sekarang yang sudah candu sama gadget. Tugas memfasilitasi dengan mainan-mainan yang edukatif.
Bermain yang edukatif nggak selalu harus yang mahal kok. Misal bawa anak jalan-jalan ke taman main ayunan, karena main ayunan juga bermanfaat besar untuk perkembangan sistem Vestibular (keseimbangan) pada tubuh. Atau sekedar main petak umpet lagi misalnya, kan?
Baca juga Melatih Motorik Halus di rumah
Btw, saya kepengin tanya, adakah yang tahu tempat bermain anak-anak yang paling menyenangkan? Di alam! Setuju? Harus dong!
Ada beberapa tempat favorit buat saya momong anak yang langsung terjun di alam. Jangan tanya betapa gembiranya anak saya, ini sangat menyenangkan.
Bermain ke Sawah
Ini sih berangkat dari pengalaman saya yang terkenang hingga kini, karena memang lahir dan besar di kampung. Jaman kecil saya, paling senang kalau sudah main lumpur di sawah. Cari keong, ikut anak laki berburu jangkrik, nyeser ikan kecil-kecil, pun saat SD pernah ikut malam-malam ngobor belut. Bolang banget ya?
Nah, dari situlah saya pun nggajakin sulthon terjun main lumpur di sawah. Betapa gembiranya anak kecil ini, mengamati hewan-hewan yang ada disana, ngobrol sama pak tani, sambil saya sisipkan cerita proses benih padi sampai jadi nasi. Bermain yang menyenangkan bukan?
Bermain ke Pantai
Berhubung Cilacap ini kota di pesisir jadi jalan ke pantai nggak begitu jauh. Nggak rutin tapi sering saya momong anak di pantai. Untungnya anak kecil ini belum ngerti soal Selfi, jadi nggak protes soal memilih pantai yang viewnya kece. Yang penting ketemu pantai, dia bakal happy.
Membangun istana pasir, main air jadi mainan favorit. Manfaatnya untuk aspek perkembangan anak juga bagus, kan?
Bermain di Sungai
Mana ada yang nolak untuk ciblon di kali kalau airnya jernih, bening sampai-sampai batu kali di dasarnya kelihatan semua. Nggak cuma anak-anak yang suka, kami aja yang gede mau juga ikutan turun.
Main di sungai nggak sering sih, karena kalau main di sungai mesti cari daerah pegunungan yang masih asri. Saya sering lakukan ketika saya stay di Purbalingga dulu. Sekarang masih sesekali kalau pas silaturahmi kesana.
Bermain di alam itulah yang biasa saya lakukan bersama anak saya. Masih ada lagi sih tempat lain yang beberapa kami kunjungi, kadang kami jalan ke bukit yang sudah di sulap jadi tempat wisata. Bagus dan bisa untuk tempat eksplorasi sebenarnya, tapi kurang alamiah dan mungkin juga tidak akan memberikan kesan yang mendalam.
Sekian cerita dari saya, terimakasih.
Aku ingat banget momen pertama nyemplungin Renjana di sungai sebelah rumah saat di Wonosobo. Dia girangnya bukan main, awalnya kakinya doang abis itu ndeprok dan slulup hihi. Terus pas di Kalikuning. Dingin2 dia mint ciblon, yawes jarke wae. Sayang di dekat rumah Jogja ini nggak ada sungai yg bisa buat kekeceh. Mandi di sungai jadi jarang.
Berarti masa kecil bibuk Re anak sungai dong yaa ahahaha ?
Iya ya daerah ngebis nggak ada kali kecil yg buat kekeceh ?
Nyenengin ya.. ngajak anak2 main di alam. Saya juga suka ngajak anak2 main di alam.. beruntung juga di daerah kami gak ada mall.. jadi mainnya ya di taman, pantai, atau renang hehe
Asyik kalau gitu yaa jadi anak-anak bisa eksplor alam, lebih banyak yg bisa dipelajari ?
walo anak2ku skrg udah usia 13 dan 18 tahun, tetap aja mereka lebih senang main di alam. Alhamdulillah tinggal di Qatar membuat mall jadi gak menarik lagi. Karena di sini banyak tempat dan acara gratisan dari pemerintah. Akhir pekan biasa dihabiskan di taman, pantai dan wisata gurun.
Wah seru banget ya mbak De, bisa blusukan ke berbagai tempat di Qatar ?
Bermain di alam seru sekali. Namun pengawasannya kudu ekstra. Namanya juga di alam bebas, ada banyak yg suka tiba2 muncul. Misalnya di sawah, tiba2 muncul ular. Hiii *trauma
Waduh ngeri juga ya mbak kalau tiba-tiba muncul ular, kalau kami mah lihat sikon juga nyemplungin anak ke sawah kalau pas rame, kalau sendiri takut juga mbak ?
Serunyaa main di sungai juga. Sayang banget di dekat rumah sini, sungainya sudah nggak sebersih dulu.
Btw iya, anak2 memang butuh banyak bermain. Pintar2 orang tua juga mau keep in track anak seperti apa dan gimana. Lebih enak juga belajar sambil bermain, gampang diingat
Nah memang susah ya menjaga sungai tetap bersih ?
Iya mbak sebenarnya kita orang dewasa kalau mau jujur juga, dalam menerima pelajaran apapun enak dalam suasana yang asyik dan menyenangkan (seperti suasana bermain) ?
Kalo tinggalnya dekat dengan alam memang sebaiknya ajak anak bermain di alam. Kalo hidup di perkotaan ya paling cuma ajak ke taman dekat rumah aja 🙂 itu juga terkadang ada orgtua yg minim soal waktu.
Pilihannya nggak banyak dong ya mbak, ujungnya juga ngemall ya ?
Aku juga lebih suka ngajak anak2 mendekat ke alam daripada ke game2 canter. Mikirnya…biar anak2 terbiasa dengan hidup yang sederhana; mereka ngerti kehidupan petani, nelayan..bukan kehidupan yang terlihat glamour dan cenderung hedon. Lebih ngerasa damai mba..
Iya mbak sama, kita bisa nyelipin kisah-kisah para pejuang kehidupan. Banyak banget memang yg bisa kita eksplor, bahkan kalau ke pasar tradisional pun banyak sekali kisah yang bisa kita ceritakan sama anak
Aku membiasakan main ke alam semenjak anak kecil Mak, alhamdulillah sekarang malah emaknya yang makin menggila alam. Anaknya udah abege lagi seneng2 main di Mall hahhaa
Ahahahaha faktor U ya teh? Teteh kan mulai bosen sama yang serba mall dan serba serbi kota, jadi wajar abegeh demen ngemall emaknya Ngalam ?
Anak-anak saya sudah cukup akrab bermain dengan alam sejak masih kecil. Memang harus melakukan perjalanan jauh dulu kalau mau beraktivitas seperti ini. Tetapi, gak apa-apa karena memang menyenangkan
Iya bener mbak, perjalanan jauh nggak sia-sia kok, anak happy, emak senang ?
Alam tempat bermain paling menyenangkan bagi anak-anak.. ini bener banget. Anak bisa eksplore banyak hal dari bermain di alam terbuka dan bisa melatih kecerdasan majemuknya secara bersamaan.
Iya mbak, setuju sekali
Emang enak main di luar ruangan ya, aku sering ajak bocah ke taman atau alun-alun biar bebas berlarian..pengen ajak kemping tapi belum kesampaian hehe..
Camping, saya juga sudah rencanakan cuma belum terealisasi, mudah-mudahan segera
Aku baru baca surat ketika aku anak-anak itu, mba. Nampol hehe. Karena sebelumnya aku mikir kalo main itu ya ga penting-penting banget. Apa deh kan cuma main. Padahal ya bermain itu emang kerjanya anak-anak. Disupport aja. Dikasih mainan-mainan yang berfaedah 🙂
Iya betul banget mbak, main yang baik yang ada unsur edukasinya. Pinter2 orang tua mengarahkan dan memfasilitasi mainannya ?
Asik ya kalo rumahnya deket sungai gini. Sebenarnya rumah saya jg dekat sungai tapi banyak ular dan biawaknya Mak karena rumputnya tinggi. Alhasil anak2 lebih banyak di rumah.
Wah kalau sungainya membahayakan mah ngeri emang ya Mak? Ketemu ular atau biawak mah mending kabur aja ?
Masa kecilku pindah-pindah antar kota antar provinsi dan bikin aku jadi anak yg doyan kegiatan lakik yg berbau alam. Hal2 ini yg aku tularkan ke anak lanangku. Apalagi anakku gak gadgetan (karena di rumah henfon cuman 2 punya suami dan aku), jadi kesempatan buat eksplor alam di sekitar rumah lebih sering.
Wah seru banget pastinya ya mbak, gadget sesekali bolehlah asal jangan sampai candu.
Itu mainan aku semua, mba. Kecuali pantai karena gak ada di kampungku. Jadi kangen dengan masa-masa kanak2 dulu.
Kalau saya sungai yang nggak ada mbak, mesti mbolang ke luar kota dekat pegunungan. Daerah pantai nggak ada sungai jernih ?